Memenuhi Janji
Pengertian
Salah
satu bukti berimannya seseorang adalah memenuhi janji, dan ia menjadi bagian
dari akhlak terpuji yang seharusnya menghiasi pribadi setiap orang beriman.
Adapun padanan kata Janji dalam bahasa Arab adalah ‘aqad’ (عقد). Melalui
kata ini, muncul kata yang sering kita dengar, yakni akad, akidah, atau akad
nikah.
Menurut bahasa, akad berarti perjanjian atau ikatan yang kuat. Jadi memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu beriman atau tidak. Itu sebabnya, jika dikaitkan dengan makna bahasa, maka janji itu harus ditepati dan dipenuhi, dan kita diingatkan bahwa setiap janji akan diminta pertanggung jawaban, sebagaimana Firman Allah Swt.: Q.S. al-Isrā’/17: 34
وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا
Artinya:….dan penuhilah janji, karena janji itu pasti
diminta pertanggung– jawabannya. (Q.S. al-Isrā’/17: 34)
Perhatikan juga, isi dan kandungan Q.S. al-Māidah/5: 1 dan Q.S.
an-Nisā’/4: 32).
Memenuhi janji menjadi faktor
penting keberhasilan dan kesuksesan seseorang. Begitu juga sebaliknya. Coba
amati di sekeliling kalian, orang yang selalu menepati janjinya, akan dipercaya
semua orang; selalu dicari keberadaannya, karena jiwa amanahnya sudah membekas
di hati banyak orang. Jika tidak ada modal, banyak menyodori untuk membantunya,
dan masih banyak lagi keuntungan yang didapatkan. Belum lagi di akhirat nanti.
Sebaliknya, orang tidak menepati
janji, hidupnya sangat mengenaskan, tidak dipercaya orang. Boleh jadi, ada
orang yang bisa mengelabui semua orang, tetapi si pelaku ini, tidak akan bisa
kembali kepada orang-orang yang sudah ditipu, apalagi di zaman sekarang ini,
dunia komunikasi begitu mudahnya dapat diakses, hancur sudah karirnya, dan
sangat sulit mengembalikan reputasi yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Itu sebabnya, jika ditinjau dari sudut
pandang Islam, memenuhi janji harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Jika
tidak! Seseorang itu, sudah terlibat dalam dosa. Sementara dosa sendiri,
mengakibatkan suram dan terhalangnya kegiatan yang sudah dirancang. Artinya
susah dan sulit mencapai keberhasilan. Lalu, kita diingatkan, bahwa salah satu
tanda orang munafik adalah tidak amanah akan janji yang sudah diikrarkan.
Pembagian Janji
Janji terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
1. Janji kepada Allah Swt.
Mungkin terasa
ganjil dan ada yang bertanya, kapan saya berjanji kepada Allah Swt. Jawabannya,
ternyata sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, bahwa semua manusia tak
terkecuali pernah melakukan penjanjian kepada Allah Swt. (di alam ruh/rahim)
dan bentuk janjinya adalah nanti jika sudah di dunia akan mengimani Allah
sebagai Rabb-Nya dan berjanji menjadi hamba-Nya yang taat. Sebagaimana
firmannya:
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ
اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَاۛ
اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak
cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka
(seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap
ini.” (Q.S. al-A’rāf/7: 172)
Ayat ini dengan
jelas menyampaikan bahwa setiap manusia saat berada di alam ruh/rahim sudah
menyampaikan janji setia untuk bertauhid dan menjalani hidup di dunia yang
didasari fitrah, karena fitrah itu sebenarnya jati diri manusia (pahami juga
isi kandungan Q.S. ar-Rum/30: 30).
Misalnya saat
kita melakukan kebaikan (amal shaleh), hati menjadi tenteram, sebaliknya setiap
melakukan keburukan atau dosa, kebimbangan dan keresahan hati yang didapat.
Itulah fitrah yang seharusnya memandu setiap langkah manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Janji kepada sesama manusia.
Janji kepada
manusia adalah janji-janji yang sudah dibuat dan disepakati, baik sebagai
pribadi maupun dengan lembaga atau pihak lain. Melalui janji- janji inilah reputasi dan nama baik dipertaruhkan. Sekali atau
beberapa kali janji tidak ditepati, tanggung sendiri akibatnya. Seperti paparan
di muka, sulit sekali menumbuhkan kepercayaan, jika orang atau pihak lain sudah
pernah dicederai atau dilukai, akibat janji yang tidak ditepati.
Hanya Islam
menggariskan, bahwa tidak semua janji itu ditunaikan. Janji yang dibuat di
antara sesama manusia, seperti perdagangan, perniagaan, pernikahan dan
sebagainya, silakan ditunaikan, asalkan tidak ada penjanjian yang bertentangan
dengan syariat Islam. Seperti Sabda Rasulullah Saw.
Balasan Memenuhi Janji
Jika kalian melihat dengan cermat, keadaan di sekitar
kalian, nampak jelas balasan orang yang memenuhi janji, dan orang yang tidak
memenuhi janji. Orang yang berhasil, tentu memiliki prinsip hidup yang kuat dan
kokoh, termasuk memenuhi janji. Sebaliknya, orang yang terpuruk dan terhempas,
biasanya hidupnya kurang kuat dalam memegang prinsip. Saatnya kalian memilih
yang mana?
Al-Qur’an sering memberi tamtsil atau contoh untuk
dijadikan pelajaran. Misalnya yang terjadi pada Bani Israil yang sering
mengingkari janjinya, akibatnya ketidaktentraman hidup yang didapat, bahkan
nilai-nilai keimanan diingkari juga, termasuk memusuhi dan dan membunuh sebagian
para rasul yang diutus kepada mereka. Tentu kisah buruk ini, semestinya jangan
dicontoh.
Pahami
lebih lanjut Q.S. al-An’ām/6: 152 dan Q.S ar-Ra’d/13: 20.
Berikut
ini, manfaat memenuhi janji, antara lain:
1. Mendapatkan
predikat sebagai munaqin dan menjadi sebab tergapainya sifat muttaqin (Q.S. Ali
Imrān/3: 76).
2. Menjadi
sebab datangnya keberhasilan, keamanan dan ketenteraman, serta jauh adanya
konflik dan perselisihan.
3. Menghindari
pertumpahan darah, dan terjaga dari mengambil hak orang lain, baik dari pihak
muslim atau non muslim (Q.S. al-Anfāl/8: 72).
4. Dapat
menghapus kesalahan, dan menjadi sebab dimasukkan ke dalam surga (Q.S.
al-Baqarah/2: 40, dan Q.S al-Māidah/5: 12).
Balasan Memenuhi Janji
Jika kalian melihat dengan cermat,
keadaan di sekitar kalian, nampak jelas balasan orang yang memenuhi janji, dan
orang yang tidak memenuhi janji. Orang yang berhasil, tentu memiliki prinsip
hidup yang kuat dan kokoh, termasuk memenuhi janji. Sebaliknya, orang yang
terpuruk dan terhempas, biasanya hidupnya kurang kuat dalam memegang prinsip.
Saatnya kalian memilih yang mana?
Al-Qur’an sering memberi tamtsil atau contoh untuk
dijadikan pelajaran. Misalnya yang terjadi pada Bani Israil yang sering
mengingkari janjinya, akibatnya ketidaktentraman hidup yang didapat, bahkan
nilai-nilai keimanan diingkari juga, termasuk memusuhi dan dan membunuh
sebagian para rasul yang diutus kepada mereka. Tentu kisah buruk ini,
semestinya jangan dicontoh. Pahami lebih lanjut Q.S. al-An’ām/6: 152 dan Q.S
ar-Ra’d/13: 20.
Berikut
ini, manfaat memenuhi janji, antara lain:
1. Mendapatkan predikat sebagai munaqin
dan menjadi sebab tergapainya sifat muttaqin (Q.S. Ali Imrān/3: 76).
2. Menjadi sebab datangnya keberhasilan,
keamanan dan ketenteraman, serta jauh adanya konflik dan perselisihan.
3. Menghindari pertumpahan darah, dan
terjaga dari mengambil hak orang lain, baik dari pihak muslim atau non muslim
(Q.S. al-Anfāl/8: 72).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar