MEMBACA, IDENTIFIKASI, ASBABUN NUZUL, TAFSIR AL BAQARAH 155-156
Al-Baqarah ayat
155-156
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ
وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ
قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
155. Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit
ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah
(wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,
156.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā
lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Download
NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp
(Android/iOS)
2. Mengidentifikasi ( dianalisa bersama sama )
3. Asbabun Nuzul
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah yang
bercerita: bahwa pada suatu hari Abu Salamah mendatangiku dari tempat
Rasulullah Saw. lalu ia menceritakan, aku telah mendengar ucapan Rasulullah
Saw. yang membuat aku mereka senang, yaitu sabda beliau yang artinya: “Tidaklah
seseorang dari kaum muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca innaa lillahi wa
innaa ilaihi raaji’un kemudian mengucapkan:
: اللهم أجِرْنِي في مُصيبتِي وَاخْلُفْ لِي خَيرا منها
(Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah
ganti padaku yang lebih baik darinya) melainkan akan dikabulkan doanya itu.”
Ummu Salamah bertutur, kemudian aku menghafal doa dari beliau itu, dan ketika
Abu Salamah meninggal dunia, maka aku pun mengucapkan, innaa lillahi wa innaa
ilaihi raaji’un, dan mengucapkan, ‘Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku
ini dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya.’ Kemudian
mengintrospeksi diri, dengan bertanya, “Dari mana aku akan memperoleh yang
lebih baik dari Abu Salamah?” Setelah masa iddahku berakhir, Rasulullah izin
kepadaku. Ketika itu aku sedang menyamak kulit milikku, lalu aku mencuci
tanganku dari qaradz (daun yang digunakan menyamak). Lalu kuizinkan beliau
masuk dan ku-siapkan untuknya bantal tempat duduk yang isinya dari sabut, maka
beliau pun duduk di atasnya. Lalu beliau menyampaikan lamaran kepada diriku.
Setelah
selesai beliau berbicara, kukatakan, “Ya Rasulullah, kondisiku akan membuat
Anda tak berminat. Aku ini seorang wanita yang sangat pecemburu, maka aku takut
Anda mendapatkan diriku sesuatu yang karenanya Allah akan mengadzabku, dan aku
sendiri sudah tua dan mempunyai banyak anak.” Maka beliau bersabda, “Mengenai
kecemburuanmu yang engkau sebutkan maka semoga Allah melenyapkannya dari
dirimu. Dan usia tua yang engkau sebutkan, maka aku pun juga mengalami apa yang
engkau alami. Dan mengenai keluarga yang engkau sebutkan itu, maka sesungguhnya
keluargamu adalah keluargaku juga.” (HR. Ahmad: 4/27)
4. Menelaah Tafsir Al Baqarah/2 : 155-156
Menurut Tafsir Ibnu Katsir kata(وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ), AllahSwt.memberitahukan bahwa Dia akan menguji
hamba-hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam Surah Muhammad ayat 31 yang
artinya: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan mengujimu agar Kami
mengetabui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antaramu, dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”
Kemudian kalimat (بِشَيْءٍ مِّنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ), Allah Swt akan
memberikan ujian berupa kebahagian dan juga berupa kesusahan seperti persaan
takut dan rasa lapar. Disebutkan pula dalam surat an-Nahl/16:112 yang artinya:
“Oleh karena itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan
ketakutan.” Karena ketika orang yang dalam keadaan lapar dan takut, akan jelas
terlihat jelas ujian yang mereka alami.
Kalimat (وَنَقْصٍ مِّنَ
الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ) bermakna, hilangnya
sebagian harta dan jiwa. Misal meninggalnya sahabat dekat, karib kerabat dan
orang-orang yang kita cintai. Kalimat (والثمرات) yaitu kebun dan sawah tidak dapat diolah sebagaimana mestinya.
Sebagaimana ulama salaf mengemukakan: “Di antara pohon kurma ada yang tidak
berbuah kecuali hanta satu buah saja.” Semua hal di atas dan yang semisalnya
adalah bagian dari ujian Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa
bersabar, maka Dia akan memberikan pahala baginya, dan barangsiapa berputus asa
karenanya, maka Dia akan menimpakan siksaan terhadapnya.
Kalimat (وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ) yaitu Allah Swt.
memberi kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar.
Pada ayat berikutnya Q.S. al-Baqarah: 156
dijelaskan tentang orang yang bersabar yang dipuji oleh Allah Swt. Artinya,
mereka menghibur diri dengan ucapan ini atas apa yang menimpa mereka dan mereka
mengetahui bahwa diri mereka adalah milik-Nya, Allah Swt. menguji hambanya
sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, mereka juga mengetahui bahwa Allah Swt.
tidak akan menyia-nyiakan amalan para hamba-Nya walaupun seberat biji dharrah
dan akan diperlihatkan dihadapannya kelak. Hal tersebut menjadikan diri manusia
lemah dan tunduk dihadapan-Nya, menyadari bahwa manusia pasti akan kembali
kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah Swt. memberitahukan mengenai apa yang
diberikan kepada mereka itu dalam ayat setelahnya. Mengenai pahala mengucapkan
do’a (اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ) ketika tertimpa musibah
telah dimuat dalam banyak hadis.
Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan, ayat ini
mengisyaratkan hakikat hidup di dunia, antara lain ditandai oleh keniscayaan
adanya cobaan yang beraneka ragam. Ujian yang diberikan Allah Swt kadarnya
sedikit bila dibandingkan dengan potensi yang telah dianugerahkan Allah Swt
kepada manusia. Ia hanya sedikit, sehingga setiap yang diuji akan mampu
memikulnya jika ia menggunakan potensi-potensi yang dianugerahkan Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar