ADAB BERMEDIA SOSIAL (MEDSOS)
1. Adab menggunakan Media Sosial
Dalam menggunakan media sosial perlu adab bagi penggunanya. Apa saja adabnya, silahkan kalian simak penjelasan berikut ini.
a. Niat yang baik
Dalam
agama Islam, kedudukan niat sangatlah penting, tidak hanya karena merupakan
rukun dari suatu ibadah, tetapi niat akan membimbing kesadaran dan sikap
seorang muslim dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Bahkan dengan nilai suatu
perbuatan akan ditentukan sesuai dengan niatnya. Seperti sabda Rasulullah Saw.:
……………………………………….
Artinya: Dari
‘Umar bin al-Khattab ra ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, sesungguhnya amal
perbuatan ditentukan dengan niatnya. Sesungguhnya setiap orang mendapatkan
sesuai dengan niatnya. Siapa yang hijrah dengan niat kepada Allah dan Rasulnya,
maka hijrahnya kepada Allah dan rasulnya. Dan siapa yang hijrah dengan niat
memperoleh dunia atau menikahi seorang perempuan, maka hijrahnya sesuai dengan
yang ia niatkan. (H.R. Muslim).
Imam
al-Nawawi menjelaskan maksud hadis di atas adalah amal perbuatan dinilai sesuai
dengan niatnya. Dalam hadits tersebut dicontohkan bahwa seseorang yang hijrah
dengan niat karena Allah dan Rasulullah, pahala dari hijrah itu akan
didapatkannya kelak di akhirat. Apabila ada yang berniat hijrah untuk
mendapatkan harta atau perempuan, maka ia hanya akan memperoleh balasan duniawi
sesuai yang dia niatkan. Karenanya dalam bermedia sosial diniatkan lillāhi
ta’āla. Hal ini sesuai dengan Q.S. Al- An’am/6: 162-163.
……
Penjelasan di atas menunjukkan pentingnya
sebuah niat. Dalam Kitab Ta’lim al-Muta’alim, Imam al-Zarnuji menyebutkan
banyak perbuatan yang secara lahiriah adalah amal duniawi, tetapi karena
baiknya niat akan menjadi amal akhirat (bernilai ibadah) jika diniati dengan
niat yang baik. Sebaliknya amal akhirat (ibadah) jika niatnya tidak baik akan
menjadi amal dunia (tidak dinilai sebagai ibadah yang berpahala).
Dari hadis dan penjelasan di atas dihubungkan
dengan menggunakan media sosial pun perlu diniati dengan baik agar mempunyai
nilai ibadah dan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
b. Memilih teman yang baik
Dalam
bermedia sosial, tentu kalian akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang
dari berbagai negara. Pilihlah teman di media sosial yang baik untuk menambah
silaturrahim, saling berbagi informasi yang baik, dan saling mengingatkan untuk
melakukan perbuatan positif. Apabila ada teman di media sosial mengajak ke hal
yang bertentangan ajaran agama dan norma sosial, maka kalian harus berani
mengatakan TIDAK. Banyak kasus dalam pertemanan di media sosial, terjerumus ke
perbuatan yang dilarang agama dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Terkait
memilih teman, Nabi Muhammad Saw. telah memberikan gambaran perbedaan antara
teman yang baik dan yang tidak baik:
………………………………
Artinya: Dari
Abi Musa ra., dari Nabi Saw. bersabda: perumpamaan teman dudukyangbaikdengan
teman dudukyangburuk adalah seperti penjual minyak misik (yang wangi) dan
seorang pandai besi. Penjual minyak misik terkadang ia menawarkan minyaknya dan
terkadang ia akan menjualnya kepadamu dan terkadang kamu yang akan mendapatkan
aroma wanginya. Adapun pandai besi adakalanya ia akan membakar pakaianmu dan
adakalanya kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap. (H.R. Al-Bukhāri)
c. Meneliti fakta atau kebenaran informasi
yang diterima
Dalam
berinteraksi media sosial, kalian pasti pernah menerima informasi dari teman,
baik berupa teks/tulisan, foto atau video. Terkadang setelah menerima informasi
tersebut, kalian ingin mengirim kembali informasi tersebut ke berbagai grup
lain. Sebelum mengirim, teliti kebenaran beritanya.
Meneliti
kebenaran berita yang didapat dari media sosial merupakan hal yang paling
utama. Saring sebelum sharing ke media sosial. Kebenaran ini akan menjadikan
apa yang kalian sampaikan di medsos bisa dipertanggungjawabkan baik di dunia
dan akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 6 pada
halaman sebelumnya.
d. Menyampaikan informasi tanpa rekayasa atau
manipulasi
Berita
bohong atau hoax biasa dimulai dari mengedit, merekayasa dan memanipulasi
informasi yang ada di dalam sebuah berita. Padahal hal ini dilarang dalam
Islam. Maka sebagai muslim yang baik, hendaknya tidak merekayasa dan
memanipulasi informasi. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S.
Al-Hajj/22: 30 di bawah ini:
…………………………….
Jauhilah
olehmu perkataan-perkataan dusta.”
e. Mengajak kepada kebaikan
Media
sosial tidak hanya media untuk bersilaturrahmi dengan berbagai kalangan. Tetapi
juga dapat dijadikan sebagai media mengajak kepada kebaikan secara lebih luas.
Terlebih lagi data Kementerian Komunikasi dan Informatika per tanggal 5 Mei
2020 ada 1.401 konten hoaks dan disinformasi tentang Covid-19 yang beredar di
masyarakat. Sedangkan dalam ujaran kebencian, data dari media tempo.co tanggal
20 November 2020, bahwa salah satu media sosial terbesar dari sepuluh ribu
penayangan konten sepanjang bulan Juli-September 2020, terdapat sepuluh sampai
sebelas unggahan yang mengandung ujaran kebencian. Dari data tersebut,
seharusnya media sosial menjadi ladang dakwah kalian untuk menyeru kebaikan dan
menebarkan perdamaian. Sehingga orang-orang akan tetap tergerak hatinya untuk
mengikuti kebaikan. Nabi Muhammad Saw. bersabda:
……………………………………………….
Artinya: Dari Abi Mas’ud al-Anshari………lalu Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa
yang menunjukkan kepada kebaikan, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala
sama seperti orang yang menjalankan kebaikan tersebut. (H.R. Muslim).
Melalui hadis ini Nabi menjelaskan keutamaan
orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain, yaitu akan mendapatkan
pahala sama seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut sebab amal yang dia
lakukan (menunjukkan kebaikan). Oleh karena itu, dalam bermedsos seorang muslim
harus berperan aktif mengajak kepada kebaikan, misalnya dengan memposting
kegiatan-kegiatan positif, meluruskan informasi bohong atau hoaks yang sudah
menyebar, dan membuat konten positif.
f. Menyampaikan informasi atau memberikan
komentar sebaiknya dengan cara yang baik.
Dalam
menggunakan media sosial, seringkali kalian menyampaikan informasi. Sampaikan
informasi di media sosial kalian dengan cara yang baik. Begitu juga saat
memberikan komentar teman kalian, sampaikan dengan cara yang baik pula. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Swt. dalam
Q.S. An-Nahl/16: 125:
……………………………….
Artinya: “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl/16: 125).
g. Dalam menggunakan media sosial, hindarilah
bahasa yang menyinggung atau menyakiti atau menghina orang lain
Menggunakan
media sosial dengan bahasa yang menyinggung atau menyakiti atau mencaci-maki,
atau menghina orang lain dapat menumbuhkan kebencian dan pertikaian dengan
orang lain. Dengan kata lain segala bentuk perbuatan buruk harus dihindari
dalam berinteraksi baik di dunia nyata ataupun di media sosial, seperti:
menghasut, ujaran kebencian, menyebarkan berita bohong, dan acuh-tak acuh.
Sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw. dalam hadis berikut ini:
……………………………………………..
Artinya:
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullas Saw. bersabda: janganlah kalian semua saling hasad/iri dengki, saling menipu, saling
membenci, saling acuh tak acuh, dan janganlah sebagian dari kalian menjual
barang yang sudah dijual ke orang lain (sudah ditawar dan akan dibeli orang
lain), jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim
adalah saudara bagi muslim yang lainnya, janganlah seorang muslim
menzhaliminya, jangan menipunya dan janganlah menghinanya. Taqwa ada di sini,
Rasul sambil menunjuk pada dada beliau tiga kali. Cukuplah seseorang dinilai
buruk jika ia merendahkan/menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim bagi
muslim yang lain haram darahnya, hartanya, dan harga dirinya. (H.R.
Muslim).
h. Bersikap
Bijak
Muslim yang baik tentu mereka yang bijak
dalam menggunakan media sosial. Caranya dengan mengedepankan logika dan
perasaan ketika berbagi nasihat yang baik ataupun status di medsos. Bijak dalam
bermedsos berarti memahami bahwa setiap orang yang menjalin pertemanan di
medsos, memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka memiliki karakter,
pengetahuan, wawasan serta pola pikir yang berbeda-beda, sehingga ketika
mengirim informasi ke media sosial harus lebih berhati-hati agar tidak ada yang
tersinggung. Tidak hanya itu, termasuk bersikap bijak dalam menggunakan media
sosial adalah kalian dapat menjauhkan diri dari segala hal yang tidak
bermanfaat. Hal ini merupakan salah satu karakter dari seorang muslim adalah
dapat meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat. Rasulullah saw bersabda:
……………………………………
Artinya: Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Saw. bersabda sebagian dari
kebaikan Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat
baginya. (H.R. Al-Tirmidzī)
i. Dapat mengambil hikmah (kebaikan)
Apa
yang ada di media sosial, tidak seluruhnya baik, dan tidak seluruhnya buruk.
Dengan kata lain ada yang buruk dan ada yang baik. Pada penjelasan sebelumnya,
kalian sebagai muslim diajarkan untuk bisa meninggalkan hal- hal buruk yang
tidak memberikan manfaat. Selain itu, karena media sosial juga mengandung
banyak kebaikan dan hal-hal positif bagi umat muslim, maka kalian harus selalu
bisa mengambil manfaat dan kebaikan dari media sosial. hal ini sudah dianjurkan
Rasulullah Saw. sebagaimana dalam hadits berikut ini:
……………………………….
Artinya: Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah Saw. bersabda: kalimat yang
mengandung hikmah (kebaikan) adalah sesuatu yang hilang dari orang mukmin, maka
ketika seorang mukmin menemukannya ia lebih berhak untuk mengambilnya. (HR.
Al-Tirmidzi)
Dari
hadis tersebut Nabi memberikan motivasi kepada umat muslim agar selalu mencari
dan mengambil kebaikan dari segala sumber. Dalam hadis ini disebutkan “sesuatu
yang hilang dari orang mukmin” ini menunjukkan bahwa dalam mencari kebaikan
harus dengan keinginan yang kuat seperti ketika mencari barang milik kalian
yang hilang. Selain itu, hadis ini mengajarkan bahwa seorang mukmin tidak hanya
cukup mengajarkan kebaikan, tetapi harus selalu mencari kebaikan-kebaikan juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar