PROBLEMATIKA PRAKTIK KEIMANAN SEKITAR KITA
Problematika
Praktik Keimanan di Sekitar Kita
Di tengah semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, grafik kenaikan penyimpangan perilaku moral dan pelanggaran norma seolah berbanding lurus dengan tingkat kemajuan peradaban kita. Bahkan tidak jarang, dalam hal kasus pelanggaran etika, moral dan bahkan agama tersebut melibatkan seorang public figure yang dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi panutan atau role model bagi mereka.
Hal ini terjadi, karena perkembangan
dunia global, cenderung membawa masyarakat terjebak pada perilaku hedonis,
yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa seseorang akan bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan melupakan hal-hal yang menyakitkan bagi
mereka.
Seorang filosof Yunani, Frederick
Nietzshe mengatakan bahwa dalam diri manusia yang hanya berburu kepentingan
duniawi, maka sesungguhnya Tuhan telah mati. Pernyataan ini tentu beralasan,
karena jika Tuhan masih ‘hidup’ dalam dirinya, manusia pasti tidak akan pernah
mematikan dan meninggalkan Tuhan dalam aktivitas kehidupannya.
Pandangan ini, seolah mengisyaratkan
bahwa Nietzshe mengkhawatirkan masyarakat yang terus hidup tanpa mengamalkan
doktrin keagamaan. Degradasi moral yang semakin tajam di semua lini, baik
pendidikan, sosial budaya, politik, hukum dan aspek kehidupan yang lain
merupakan penyakit jasmani dan rohani yang sebenarnya menuntut masyarakat untuk
kembali ke jalan Tuhan.
Hal ini senada dengan pendapat Abu
Bakr bin Laal dalam kitab Makarim al-Akhlaq yang meriwayatkan hadis:
Dari Anas bin Malik RA, yang berkata
bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap
mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasutnya; munafik yang
membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu yang menentangnya; dan setan yang
selalu menyesatkannya”. (HR. ad- Dhailami)
Menurut Abu Bakr bin Laal, berdasarkan
hadis tersebut setidaknya ada lima ujian keimanan yang dihadapi oleh orang-orang
mukmin saat ini yaitu:
1) Mukmin yang saling mendengki
Kecenderungan sebagian masyarakat yang
iri dan dengki apabila melihat orang lain mendapatkan kenikmatan, merupakan
sumber munculnya sikap hasud, yang kemudian melakukan berbagai cara agar
kenikmatan yang diperoleh oleh orang lain tersebut menjadi hilang dan berpindah
kepadanya. Sifat hasud ini juga timbul dari kesombongan yang dimiliki oleh
seseorang, sehingga ia merasa khawatir apabila ada orang lain yang lebih hebat
darinya. Sehingga tidak jarang, sengaja diciptakanlah fitnah dan adu domba untuk
menjatuhkan mukmin lainnya.
Contoh
riil dalam kehidupan saat ini:
Persaingan
politik atau persaingan bisnis yang tidak sehat tidak jarang menimbulkan
keinginan untuk menjatuhkan lawan dengan cara-cara yang tidak benar. Tidak
sedikit yang kemudian menciptakan berita bohong atau hoax, menebar kebencian
atau hate speech kepada lawan politik atau saingan bisnisnya, sehingga
hilanglah simpati publik kepada lawan dan sebaliknya ia yang akan mendapat keuntungan.
2) Kaum munafik yang membenci kaum mukmin
Orang munafik, adalah orang yang
bermuka dua. Di satu sisi ia seolah menampakkan wajah keislaman dan ketakwaan
yang begitu mempesona. Namun di sisi lain sesungguhnya ia menyembunyikam sifat
permusuhan atau bertentangan dengan apa yang diperlihatkannya. Orang munafik,
lebih berbahaya dari orang kafir. Mereka sangat pandai memutarbalikkan fakta,
pandai bersilat lidah dan berdusta semata-mata untuk mendapatkan kepentingannya
saja.
Contoh
dalam kehidupan saat ini:
Berkembangnya
permusuhan dan perpecahan di kalangan umat Islam, yang disebabkan oleh adu
domba yang diciptakan orang-orang munafik. Antara golongan mukmin yang satu
dengan golongan mukmin yang lain saling dibenturkan sehingga tidak jarang
menimbulkan permasalahan dan keresahan sosial di masyarakat. Sedangkan jika
telah terjadi permusuhan, kedua belah pihak akan tetap dirugikan dan orang
munafik akan bertepuk tangan karena berhasil menciptakan kebencian dan ia akan
mengambil keuntungan di dalamnya.
3) Orang kafir yang memerangi kaum mukmin
Kaum kafir adalah golongan yang
menentang perkara yang haq dan mendukung yang bathil. Kaum kafir saling tolong
menolong untuk memerangi kaum mukmin.
Contoh
kehidupan saat ini:
Berkembang
pesatnya dunia teknologi, informasi dan komunikasi semakin menjadikan inovatif
dan kreatifnya smart people di Indonesia. Mereka menciptakan berbagai aplikasi
hiburan, game online dan lain sebagainya yang sangat praktis dan mudah untuk
diakses oleh masyarakat. Namun hal ini tidak diikuti dengan upaya untuk
menyaring dan menyeleksi penggunaannya agar tidak melanggar norma dan aturan
agama. Wujud perang orang kafir terhadap orang mukmin sebagaimana tersebut di
atas adalah semakin merosotnya kualitas iman seseorang, yang lebih menuhankan
teknologi informasi komunikasi dan melalaikan norma agama bahkan mulai dari
anak kecil, balita, remaja sampai kepada orang tua.
4) Tipu muslihat setan yang selalu menyesatkan
Ancaman dan tipu daya setan bagi kaum
mukmin harus selalu kita waspadai setiap saat. Tipu daya setan menguasai diri
seorang mukmin dalam bentuk ketidakberdayaan kaum mukmin untuk mengendalikan
diri, menahan amarah, mengendalikan nafsu, sifat takabur, kikir dalam
bersedekah dan sifat-sifat buruk setan lainnya.
Contoh
dalam kehidupan saat ini:
Tingginya angka
kriminalitas dan tindakan pelanggaran hukum, baik hukum agama maupun hukum
positif di negeri ini. Setiap hari media masa dihiasi oleh berita tentang
tindak kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari kejahatan-kejahatan
ringan, sedang dan berat dan bahkan disertai dengan tindakan kekerasan juga
pembunuhan. Setan menjadi pemenang dalam situasi seperti ini, karena dengan
tipu dayanya, setan berhasil menyesatkan manusia, untuk melakukan hal-hal yang
tercela dan dilarang oleh ajaran agama.
5) Godaan hawa nafsu dari dalam diri setiap
mukmin
Nafsu adalah musuh yang paling
berbahaya dalam diri setiap muslim. Jihad seorang mukmin untuk melawan nafsu
jauh lebih berat dan sulit dibandingkan dengan melawan musuh yang nyata.
Melawan hawa nafsu bukanlah perkara yang mudah. Siapapun, dengan strata
pendidikan apapun, dengan strata sosial dan ekonomi apapun, usia berapapun
sangat mungkin dikuasai oleh hawa nafsu dan tidak berhasil memenangkan
pertarungan bahkan dengan nafsunya sendiri. Itulah sebabnya musuh terberat
seorang mukmin, sesungguhnya adalah nafsunya sendiri.
Contoh
dalam kehidupan saat ini:
Seorang mukmin
yang telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk istiqamah beribadah, berjamaah
di masjid, berpuasa sunah, bersedekah, menghindari maksiat, menyantuni anak
yatim dan hal-hal lain yang dianjurkan oleh agama sebagai implementasi
keimanannya. Akan tetapi jika mukmin tersebut tidak mampu melawan godaan dan
bisikan halus dari hawa nafsunya, bisa saja niat mulia tersebut tidak pernah
akan terwujud dan bahkan bertolak belakang, yang ia lakukan justru hal-hal yang
dilarang oleh agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar