9 CIRI SESEORANG PEMBOHONG
Kejujuran adalah salah satu nilai fundamental dalam hubungan social. Tetapi tidak semua orang menjunjung tinggi prinsip ini. Beberapa individu memiliki kecenderungan untuk memanipulasi, menyembunyikan kebenaran, atau bahkan jadi pembohong demi keuntungan pribadi.
Dalam psikologi, ada sejumlah tanda yang dapat menunjukkan bahwa
seseorang bukanlah pribadi yang jujur.
1. Menghindari
jawaban langsung
Ketika
seseorang selalu berkelit dari pertanyaan sederhana, ini bisa menjadi pertanda
adanya sesuatu yang disembunyikan. Mereka cenderung memberikan tanggapan yang
berbelit-belit atau tidak fokus saat dimintai keterangan.
Pola
komunikasi seperti ini biasa dilakukan untuk mengalihkan perhatian dari inti
permasalahan. Psikolog menyebutnya sebagai teknik “defleksi” yang digunakan
untuk menghindari pertanggungjawaban.
Setiap
kali seseorang konsisten menghindari menjawab dengan tegas, khususnya untuk
hal-hal penting, patut dicurigai kejujurannya. Kemampuan mereka untuk memutar
balik pembicaraan menjadi tanda bahwa mereka mungkin tidak transparan.
2. Cerita
yang tidak konsisten
Perhatikan
ketika seseorang sering menceritakan versi berbeda dari suatu peristiwa.
Ketidakkonsistenan dalam detail cerita bisa menjadi petunjuk ketidakjujuran. Misalnya,
seseorang yang mengubah alasan keterlambatannya atau memberikan penjelasan yang
saling bertentangan.
Orang
yang jujur mungkin lupa sedikit detail, tetapi garis besar ceritanya akan tetap
sama. Namun, individu yang tidak jujur akan terus-menerus mengubah narasi untuk
menutupi kebohongannya. Setiap kali kamu mendengar perubahan atau kontradiksi
dalam penjelasannya, ini bisa menjadi indikasi bahwa orang tersebut tidak
sepenuhnya berkata benar.
3. Pola
kontak mata yang mencurigakan
Komunikasi
nonverbal seperti kontak mata bisa memberikan petunjuk penting tentang
kejujuran seseorang. Ada dua pola ekstrem yang patut diwaspadai. Pertama, orang
yang berbohong cenderung menghindari kontak mata karena merasa bersalah atau
cemas.
Mereka
mungkin akan sibuk memperhatikan sekitar atau fokus pada benda lain.
Sebaliknya, beberapa pembohong justru akan melancarkan kontak mata berlebihan. Mereka
sadar bahwa menghindar kontak mata bisa mencurigakan, sehingga mereka akan memaksakan
kontak mata yang intens. Kedua pola ini—baik terlalu sedikit maupun terlalu
banyak—dapat menjadi bendera merah akan ketidakjujuran.
4. Defensif
saat dipertanyakan
Reaksi
seseorang ketika dipertanyakan bisa mengungkapkan banyak hal. Orang yang jujur
biasanya tenang dan terbuka saat dimintai penjelasan. Sebaliknya, mereka yang
tidak jujur akan langsung bereaksi defensif. Mereka mungkin akan balik
bertanya, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menyalahkan yang bertanya.
Kalimat seperti “Mengapa kamu menanyakan hal itu?” atau “Kamu tidak pernah percaya
padaku” adalah pertanda.
Sikap
defensif muncul karena berbohong membutuhkan energi ekstra untuk mempertahankan
cerita. Semakin seseorang bereaksi berlebihan saat dimintai klarifikasi,
semakin besar kemungkinan mereka menyembunyikan sesuatu.
5. Menjelaskan
secara berlebihan
Ketika
seseorang berbohong, mereka cenderung memberikan detail berlebihan untuk
terlihat meyakinkan. Alih-alih
menjelaskan secara sederhana, mereka akan menguraikan cerita dengan panjang
lebar dan membanjiri kamu dengan informasi tidak perlu.
Misalnya,
daripada cukup mengatakan “Saya terlambat karena macet”, mereka akan
menceritakan secara rinci berbagai peristiwa yang mereka alami. Psikologis
menjelaskan bahwa ini adalah upaya untuk membuat cerita terdengar lebih
kredibel. Namun, ironisnya, orang yang jujur tidak merasa perlu memberikan
penjelasan rumit.
Semakin
kompleks dan mendetail penjelasan seseorang, semakin besar kemungkinan mereka
tidak sepenuhnya jujur.
6. Sulit
mengakui kesalahan
Kejujuran
sejati tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengakui kesalahannya. Mereka
yang tidak jujur akan kesulitan mengakui kekeliruan mereka. Alih-alih mengambil
tanggung jawab, mereka akan membuat alasan, mengalihkan kesalahan pada orang
lain, atau meremehkan masalah.
Bahkan
ketika dihadapkan pada bukti nyata, mereka masih akan mempertahankan versi
ceritanya sendiri. Kemampuan untuk mengatakan “Saya salah” membutuhkan kerendahan
hati. Orang yang konsisten menghindari akuntabilitas biasanya tidak sepenuhnya
transparan, baik dengan orang lain maupun diri sendiri.
7. Perubahan
perilaku saat didesak
Sikap
seseorang saat didesak atau diperhadapkan dengan tuduhan berbohong bisa sangat
informatif. Beberapa orang akan menjadi defensif atau marah, sementara yang
lain tiba-tiba menjadi sangat baik atau meminta maaf berlebihan.
Ada
perubahan energi yang bisa dirasakan—dari yang biasanya terbuka menjadi
tertutup, atau dari percaya diri menjadi gugup. Konfrontasi membuat mereka
tidak nyaman karena khawatir kebenaran akan terungkap. Mereka akan berupaya
mengalihkan perhatian atau mengontrol situasi dengan mengubah perilaku. Perhatikan
pergeseran halus ini, karena bisa menjadi petunjuk bahwa mereka menyembunyikan
sesuatu.
8. Riwayat
ketidakjujuran
Meskipun
orang bisa berubah, pola perilaku masa lalu tetap penting dipertimbangkan. Jika
seseorang memiliki catatan sering berbohong—pada teman, keluarga, atau rekan
kerja—ini mengindikasikan masalah kejujuran. Mereka mungkin terbiasa
melebih-lebihkan cerita, memutar fakta untuk terlihat lebih baik, atau bahkan
berbohong total. Ketika ditegur, mereka mungkin menganggap remeh atau berdalih
bahwa semua orang berbohong.
Namun,
jika ketidakjujuran menjadi kebiasaan, bukan sekadar kecelakaan sesaat, ini
patut diwaspadai.
9. Inkonsistensi
antara perkataan dan perbuatan
Indikator
paling jelas dari ketidakjujuran bukanlah apa yang dikatakan, melainkan apa
yang dilakukan. Seseorang bisa berjanji akan berubah, bersumpah mengatakan
kebenaran, atau meyakinkan bahwa mereka terpercaya. Namun, jika tindakan mereka
konsisten bertentangan dengan ucapan, maka ucapan tersebut kehilangan maknanya.
Orang
yang jujur akan menepati janji, melakukan apa yang mereka katakan. Mereka tidak
sekadar bicara tentang integritas, tetapi menjalaninya. Ketika perilaku
seseorang berulang kali tidak sesuai dengan janji atau penjelasannya,
percayalah pada tindakannya—ia akan mengungkapkan segalanya.
https://www.jawapos.com/kepribadian/015724171/orang-yang-tidak-jujur-alias-pembohong-besar-biasanya-menunjukkan-9-tanda-ini-menurut-psikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar