Berikut di bawah ini sejumlah adab menerima tamu dalam Islam yang bisa
diikuti, antara lain:
1. Hadits Menerima Tamu
Hal pertama yang perlu diketahui adalah
hadits tentang adab menerima tamu. Sejumlah hadits yang menjadi panduan dan
diriwayatkan kepada umat Islam, antara lain:
مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari).
Bertamu yang baik adalah membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di
dalam surat al-Hijr ayat 51 – 54 yang berbunyi:
وَنَبِّئۡهُمۡ عَن
ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا
مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ
٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ
٥٤
Artinya:
"Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; Ketika
mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam” Ibrahim
berkata: “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu” Mereka berkata: “Janganlah
kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan
(kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”; Ibrahim berkata: “Apakah kamu memberi kabar gembira
kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah
(terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini? (QS. al-Hijr : 51-54)
2. Mengucapkan Salam dan Selamat Datang
Setelah mengetahui hadits tentang adab menerima tamu, anjuran yang
pertama ketika menerima tamu yakni mengucapkan atau menjawab salam. Salam adalah bagian dari adab menerima tamu yang wajib
diterapkan.
Wajib hukumnya menjawab salam. Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa
diutamakan untuk menjawab salam dengan lantang. Misalnya,
jika tamu mengucapkan “Assalamualaikum” tambahkan “warahmatullah” setelah
“waalaykumussalaam” saat menjawabnya. Jangan lupa untuk
mengucapkan 'selamat datang'.
Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu,
3. Berpakaian Rapi dan Sopan
Adab menerima tamu sesuai sunnah yakni berpakaian rapi dan sopan. Dalam
Islam, menganjurkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam berpenampilan. Bisa dengan memakai pakaian bersih dan bebas kotoran
sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu.
Allah SWT berfirman dalam surat al-A’raaf ayat 26 yang berbunyi:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ
قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ
ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦
Artinya:
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS al-A’raaf : 26).
4. Bersalaman dan Menyambutnya
Ketika kita menyambut tamu, bersalaman atau
berjabat tanganlah dengan yang datang mengunjungi. Ini
bisa sesama perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan hormat dan
mempererat tali silaturahmi.
Penting untuk menunjukkan raut muka ceria
ketika menyambut tamu. Saling merangkul juga dibolehkan pada momen ini.
Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad
SAW dari sebuah hadis yang artinya:
“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan
bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan
istigfar”. (HR At Tahawi).
5. Buat
Suasana Nyaman
Dalam Islam menjelaskan, orang-orang Arab memiliki kebiasaan yang
menarik perhatian dalam menyambut tamu mereka. Oleh
karena itu, kita sebagai tuan rumah sudah sepatutnya membuat suasana nyaman bagaikan
berada di rumah sendiri. Salah satunya menjamu
dengan makanan dan minuman ringan.
6. Menerima Tamu Saat Ada Mahramnya
Dalam adab menerima tamu, sebaiknya Moms
menerima kunjungan dari lawan jenis saat ada suami, begitu pun sebaliknya. Hal ini untuk mencegah ikhtilat atau fitnah saat
laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya.
Ketika menerima seorang lelaki dewasa maka
pastikan di rumah ada ayah, suami atau seorang lelaki dewasa.
Karena ikhtilat adalah perkara yang
mendekatkan kita kepada zina dan maksiat. Ini terkandung dalam hadits tentang
adab menerima tamu yang berbunyi:
Allah berfirman:
وَلَا تَقۡرَبُواْ
ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
Artinya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS al-isra’ : 32)
7. Menyajikan Hidangan
Menghormati tamu bisa dengan menyediakan
hidangan berupa makanan atau minuman semampunya. Berikan
hidangan yang terbaik untuk tamu yang berkunjung ke rumah kita. Allah SWT
berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim AS bersama tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ
سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi
gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu
Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
8. Melayani Tamu Menginap
Saat tamu izin
untuk menginap, maka kita diwajibkan untuk melayani dan memberikan jamuan yang
terbaik.
Misalnya menyiapkan dan membersihkan ruang
tidurnya, memberikan jamuan makan, serta menyediakan kebutuhannya.
“Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya adalah merupakan
shadaqoh darinya .” (HR. Muttafaqun’alaihi).
Ini termasuk salah satu adab menerima tamu yang dianjurkan dalam Islam.
9. Mengantarkan Tamu Saat Pulang
Saat tamu ingin pulang, adab menerima tamu
dalam Islam yakni mengantarkannya. Setiap kali seseorang
meninggalkan Rasulullah SAW, dia akan menggenggam tangan orang tersebut dengan
tangannya sendiri. Hal ini karena cinta dan kasih sayang sampai orang tersebut
melepaskannya.
Mengantarkan tamu saat pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini telah
disampaikan dalam sebuah hadis rasul bahwa:
“Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang
(Tuan rumah) keluar bersama – sama tamunya sampai kepintu halaman.” (HR.Ibnu
Majjah)
Posting Komentar untuk "ADAB MENERIMA TAMU"