BAB 3
IBADAH SEBAGAI PERWUJUDAN SYUKUR
Kompetensi
KI 3 Menganalisis dan
mengevaluasi makna Q.S. Luqman/31: 13-14 serta Hadits tentang kewajiban
beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia
KI 4 1. Membaca Q.S. Luqman/31: 13-14 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makharijul huruf
2. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman/31: 13-14 dengan
lancar
3. Menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan
bersyukur kepada Allah dengan berbuat baik terhadap sesama manusia sesuai pesan
Q.S. Luqman/31: 13-14
Bahan Tafakkur
1. Pada umumnya, ketika
dalam keadaan sehat manusia tidak menyadari bahwa kesehatan itu adalah nikmat
dari Allah SWT. yang harus disyukuri. Manusia cenderung menganggap bahwa itu
semua hal biasa dalam kehidupan, ada sehat dan ada sakit. Oleh karena itu,
mereka tidak merasa perlu untuk bersyukur karena adanya kesehatan itu.
Bagaimana menurut kalian?
2. Semua anak terlahir dari seorang ibu. Tetapi
banyak di antara mereka yang kemudian lupa kepada jasa dan pengorbanan sang
ibu. Banyak kasus penghinaan, penganiayaan, dan penistaan terhadap orang tua,
terutama ibu. Salah satu contohnya adalah seorang anak yang menuntut ibunya
yang sudah renta ke pengadilan karena kesalahpahaman dalam masalah harta.
Akhirnya, sisa hidup yang semestinya dapat dinikmati oleh sang ibu sebagai
bentuk bakti seorang anak, justru menjadi pesakitan gara-gara tuntutan anaknya.
Bagaimana kalian mencermati kasus-kasus demikian dan sejenisnya?
Melalui
tafakkur ini, hikmah dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari realita
tersebut diatas?
A. TADARRUS
Tadarrus Alqur’an merupakan pembiasaan
peserta didik untuk menumbuhkan rasa senang dan terbiasa membaca Alquran.
Tadarrus ini yang dibaca adalah ayat ayat yang sering dibaca sehari-hari. Waktu
untuk membaca antara 5 – 10 menit sebelum pelajaran inti dimulai, baik secara
kelompok maupun individu.
Dalam kesempatan ini alternatif yang
dibaca yaitu QS. Ibrahim ayat 7 s/d 12 surah ke 14 juz 13 atau QS. Al Humazah
surah ke 104 juz 30.
B. Menganalisa
dan Mengevaluasi
1. Membaca
/ Ayat Alquran
وَاِ ذْ قَا لَ
لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِا
للّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا
لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ
عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
|
Artinya
"Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku!
Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman 31: Ayat 13).
"Dan Kami perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu." (QS. Luqman/31: 14).
2. Tajwid
Lafal
|
Hukum Bacaan
|
Alasan
|
Cara Membaca
|
السَّمٰوٰتِ
|
Alif Lam Syamsiyah
|
Alif Lam bertemu salah satu huruf syamsiyah
(syin)
|
Suara lam sukun, masuk (idgham) ke
suara sin
|
وَا لْاَ رْضِ
|
Alif Lam Qomariyah
|
Alif Lam bertemu salah satu huruf
qomariyah (hamzah)
|
Suara Lam sukun tidak masuk ke suara
hamzah
|
قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا
|
Idgham bighunnah
|
Fathah tanwin ketemu huruf Wau
|
Suara tanwin pada huruf nun dimasukkan
ke huruf wau
|
جُنُوْبِهِمْ
|
Mad Thabi’i
|
Dlommah diikuti wawu mati atau sukun
|
Huruf ba dibaca panjang 2 harokat
|
خَلَقْتَ
|
Qolqolah Sughra
|
Huruf qolqolah (Qof) sukun ditengah
kata
|
Huruf qaf sukun dibaca memantul
|
عَذَا بَ النَّا رِ
|
Mad ‘aridl lissukun
|
Mad tabi’i dibaca waqaf
|
Suara na---r dipanjangkan hingga 6
harokat
|
3. Kosa
kata
Lafal
|
Arti
|
Lafal
|
Arti
|
وَاِ ذْ
|
ketika
|
بِوَا لِدَيْهِ
|
kepada kedua orang
tuanya
|
لِا بْنِهٖ
|
kepada anaknya
|
حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ
|
Ibunya telah
mengandungnya
|
يَعِظُهٗ
|
memberi pelajaran
kepadanya
|
وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ
|
keadaan lemah yang
bertambah-tambah
|
يٰبُنَيَّ
|
Wahai anakku
|
وَّفِصٰلُهٗ
|
menyapihnya
|
لَا تُشْرِكْ بِا
للّٰهِ
|
Janganlah engkau
menyekutukan Allah
|
عَا مَيْنِ
|
dua tahun
|
الشِّرْكَ
|
mempersekutukan
|
اَنِ اشْكُرْ لِيْ
|
bersyukurlah
kepada-Ku
|
لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ
|
benar-benar
kezaliman yang besar
|
وَلِـوَا لِدَيْكَ
|
kepada kedua orang
tuamu
|
وَوَصَّيْنَا
|
Kami perintahkan
|
اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
|
Tempat kembali
|
4. Asbabun Nuzul
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu
Abbas ra., bahwa orang orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,
“bukti apakah yang dibawa Musa kepadaMu?. Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya
yang putih bersinar bagi yang memandangnya.”
Mereka juga mendatangi kamum Nasrani, dan
bertanya, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata orang
buta sejak lahir dan penyakit sopak, serta menghidupkan orang yang sudah
mati.” Selanjutnya mereka juga mendatangi
Rasulullah saw., dan berkata, “Mintalah kepada Tuhanmu agar bukit Shafa itu
jadi emas untuk kami. ”Nabi Muhammad saw., berdoa dan turunlah ayat ini yaitu
QS. Ali Imran : 190-191.
5. Tafsir atau penjelasan
Tafsir/penjelasan ayat dalam ayat di atas Allah
SWT. menginformasikan tentang wasiat Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama
adalah agar menyembah Allah SWT. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah bentuk
kezaliman terbesar. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, ketika
turun ayat: “orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan mereka
dengan kezaliman, hal itu terasa amat berat bagi para sahabat Rasulullah saw.
dan bertanya: “siapakah di antara kami yang tidak mencampur keimanannya dengan
kezaliman?”, Rasulullah saw. menjawab: “maksudnya bukan begitu, apakah kalian
tidak mendengar perkataan Luqman: “Hai anakku janganlah kamu menyekutukan Allah
Swt., sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang besar”. (HR. Muslim).
Kemudian, nasihat untuk menyembah Allah SWT. bersamaan dengan perintah untuk
berbuat baik kepada orang tua, “dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya mereka
berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya, “dan menyapihnya selama dua tahun”,
yaitu mendidik dan menyusuinya. Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan
para ibu menyusui anaknya selama dua tahun. Allah SWT. menyebut-nyebut
penderitaan, kepayahan, dan kerepotan ibu dalam mendidik anak siang dan malam,
untuk mengingatkannya tentang ihsan (kebaikan dan ketulusan) seorang ibu kepada
anak-anaknya. Oleh karena itu, Allah SWT. berfirman, ”bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu …”
Terkait dengan bakti kepada kedua orang
tua, banyak hadits telah diriwayatkan, di antaranya adalah sabda Rasulullah
saw. adalah berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ جَأَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
يَارَسُوْلُ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ قَالَ اُمُّكَ قَالَ
ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ اُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ اُمُّكَ قَالَ
ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ
|
Artinya: “Dari Abu Hurairah radliallahu
‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa
lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia
menjawab: “Kemudian ayahmu.”(HR. Bukhari).
Dalam hadits di atas kita temukan betapa
Rasulullah saw. sangat memuliakan seorang ibu, bahkan seakan-akan jasanya
berlipat tiga dibanding ayah. Dalam hadis lain yang sangat populer juga
terdapat penegasan Rasulullah saw. bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu.
Itu semua adalah penekanan dari Allah SWT. dan Rasul-Nya tentang pentingnya
berterima kasih kepada kedua orang tua, terutama ibu. Berterima kasih kepada
manusia (termasuk kepada orang tua) merupakan bagian dari ungkapan syukur
kepada Allah SWT. karena barang siapa yang tidak berterima kasih kepada
manusia, dia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah SWT. Perwujudan syukur
kepada Allah SWT. itu tidak lain adalah dengan menjalankan perintah-Nya, baik
dalam bentuk ibadah ritual seperti salat, maupun dalam bentuk ibadah umum,
seperti menjaga kesehatan. Secara tegas, bagaimana ibadah itu hanya sekadar
mensyukuri nikmat Allah SWT. tergambar dalam hadits berikut.
“Dari Aisyah
radiallahu’anha bahwa nabi shallallahu’alaihi wasallam melaksanakan shalat
malam hingga kaki beliau bengkak-benggkak. Aisyah berkata: wahai Rasulullah
saw. Kenapa anda melakukan ini padahal Allah SWT. telah mengampuni dosa anda
yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “apakah aku tidak
suka jika menjadi hamba yng bersyukur?” Da tatkala beliau gemuk, beliau shalat
sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca
beberapa ayat lalu ruku’.” (H.R.Bukhari)
Rasulululh saw. yang sudah ditanggung dan dijamin terbatas dari segala
dosa, ternyata lebih rajin dan semangat dalam beribadah dari pada kita. Beliau
begitu tekun dan khusyuk beribadah demi mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
atas semua anugerah-Nya. Beliau ingin mengajarkan kita semua bahwa kalaupun
semua usia kita dihabiskan untuk bersyukur kepada Allah SWT. Dengan beribadah,
rahmat dan nikmat Allah SWT. Kepada kita tidak akan pernah terbayar, karena
anugera Allah SWT. Utuk manusia terlampau banyak dan tidak akan terhitung.
6. Isi dan Kandungan Ayat
Beberapa makna yang terkandung dalam Q.S.
Luqman/31: 13-14, yaitu sebagai berikut;
a. Pelajaran pertama yang harus disampaikan
kepada masyarakat adalah tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT. dalam beribadah, tanpa menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun.
b. Syirik (perilaku menyekutukan Allah) adalah
bentuk kezaliman yang besar. Oleh karena itu, harus dihindari.
c. Allah SWT. mengingatkan kembali tentang
beratnya penderitaan seorang ibu pada saat mengandung, melahirkan, kemudian
menyapih setelah usia dua tahun, supaya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT. atas karunia yang sangat besar, yaitu
dilahirkannya kita kedunia ini melalui perantara kedua orang tua, kemudian
berterima kasih kepada kedua orang tua,
terutama ibu, atas segala penderitaan yang dialaminya.
d. Bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. adalah
dengan melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan tanpa dicampuri oleh segala
bentuk syirik.
e. Bentuk terima kasih kita kepada kedua orang tua adalah dengan berbuat baik (ihsan)
kepada keduanya dan menaati perintahnya dalam segala hal, kecuali yang
bertentangan dengan aturan Allah SWT.
7. Sikap
dan Perilaku yang Mencerminkan Pengamalan Ayat
Sikap dan
perilaku mulia yang dapat dikembangkan dari
tema ibadah dan bersyukur di antaranya ialah sebagai berikut:
1. Bersikap
qana'ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT.
baik yang dianggap kecil maupun besar, dengan ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa
qana'ah, tidak mungkin kita dapat bersyukur.
2. Mengesakan dan beribadah kepada Allah SWT. dengan
penuh keikhlasan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun
3. Berusaha
mentaati Allah SWT. dalam segala keadaan dan menjauhi larangan-Nya sebagai
bentuk syukur kepada Allah SWT.
4. Berbakti
(ihsan) kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada mereka atas
semua perjuangan dan pengorbanannya dari sejak dalam kandungan hingga saat ini.
5. Memperbanyak amal
shalih / perbuatan
yang bermanfaat bagi sesama sebagai bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur
kepada Allah Swt.
C. Menyajikan
Keterkaitan antara Beribadah dan
Bersyukur kepada Allah SWT dalam QS Luqman 13-14
Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang telah berjasa
kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materil. Ibadah adalah proses mendekaatkan diri
kepada Allah SWT, dengan melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang
dilarang-Nya, serta melakukan sesuatu yang diizinkan-Nya.
Bersyukur dapat ditujukan kepada Allah SWT. dan manusia. Perwujudan dari syukur kepada
manusia adalah dengan cara membalas perbuatan baik dengan yang lebih baik (ihsan) atau setidaknya sama baiknya,
walaupun dalam konteks bersyukur kepada orang tua, tidak ada perbuatan yang
dapat setimpal dengan kebaikan mereka, apalagi melebihi. Begitupun bersyukur
kepada Allah SWT. Perwujudannya tidak lain adalah dengan beribadah, yaitu melaksanakan perintah-Nya.
Ibadah meliputi aspek spritual, seperti shalat dan sejenisya, dan aspek
sosial, yaitu yang mencangkup segala aktivitas hidup sehari-hari, dari persoalan yng paling kecil. Seperti bersin,
sampai yang dianggap besar, apapun bentuknya.
Kemudian, Allah swt. menutup ayat-Nya dengan perintah bersyukur
kepada-Nya dan kepada kedua orang tua.
Sementara pada ayat sebelumnya, Allah SWT.
melalui lisan Luqman mengingatkan bahaya perbuatan syirik. Melarang
perbuatan syirik berarti juga melarang menyembah apapun kecuali hanya Allah SWT.
Dari sisi caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati,
lisan, dan perbuatan. Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan
menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah
SWT. Bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara mengungkapkan secara lisan
rasa syukur itu dengan mengucap tahmid, yaitu “alhamdulillah”, sedangkan
bersyukur dengan perbuatan adalah dengan cara melakukan semua perbuatan yang
baik dan diridhoi Allah SWT, serta bermanfaat, baik bagi diri maupun bagi sesama
B. Menganalisa
Hadits
1. Matan
Hadits
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ
نَبِيَ اللهِ صم يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ،
فَقَالَتْ عَائِشَةُ : لَمْ تَصْنَعُ هَذَا يَارَسُوْلُ اللهِ ، وَقَدْ غَفَرَ
اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مَنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَّخَرَ؟ قَالَ : أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ
عَبْدًا شَكُوْرًا فَلَمَّا كَثُرَ
لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا، فَااِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَقَرَأَ
ثُمَّ رَكَعَ (رواه البخارى)
|
2. Terjemah Hadits
Dari Aisyah ra., bahwa
Nabi saw., melaksanakan sholat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa
Engkau melakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosa Engkau yang telah
berlalu dan yang akan datang? Bersabda,
“Apakah aku tidak suka, jika menjadi hamba yang bersyukur?” dan tatkala beliau
gemuk, beliau sholat sambil duduk, apabila hendak ruku’, maka beliau berdiri
kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku’. (HR. Bukhari)
3. Kandungan
Makna Hadits
1. Rasulullah
saw tetap bersemangat dalam melakukan ibadah, walaupun beliau dijamin terjaga dari
dosa (ma’sum).
2. Ibadah
yang kita lakukan hanyalah bagian dari perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT,
yang telah memberikan semua nikmat untuk hambanya (manusia).
3. Orang
yang tidak mau bersyukur atas segala nikmat yang diberikannya termasuk orang
yang durhaka, tidak tahu balas budi, dan meningkari semua nikmat dari Allah
swt.
4. Sangat
penting melaksanakan sholat sunnah
(terutama sholat malam) sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah swt.
4. Kaitan Kewajiban Beribadah dan Bersyukur
kepada Allah swt dengan Berbuat Baik kepada Manausia
Ibadah merupakan ikhtiar manusia dalam proses mendekatkan diri kepada
Allah SWT., dalam bentuk taqwa. Syukur berkaitan dengan ungkapan terima kasih
Allah swt baik yang berhubungan dengan materiil maupun
non materiil. Syukur kepada Allah swt tidak terhitung banyaknya
nikmat yang telah dicurahkan oleh Allah SWT.
Hubungan secara
horinsontal, sikap dan perilaku kita ada yang mengedepankan ego, nafsu amarah,
iri, dengki, bakhil, dendam kepada orang lain. Padahal agama mengajarkan agar
mengedepankan saling mengasihi, gotong royong, empati, peduli, dan banyak
menebar manfaat kepada orang lain.
Kita sebagai anak, agar
berbuat baik kepada kedua orang tua yang telah banyak jasanya. Allah
memerintahkan agar kita sebagai manusia harus pandai bersyukur kepadaNya, dan
berbuat baik kepada sesame manusia.
E. Hikmah
Hikmah
dan manfaat yang kita dapatkan dari sikap bersyukur dan ketulusan beribadah di
antaranya sebagai berikut.
1. Mendapatkan keberkahan dari setiap rizki yang
kita terima, sebagaimana janji-Nya dalam firman-Nya: "jika kalian
bersyukur, niscaya akan Kami tambah nikmat baginya, dan jika kalian kufur
(mengingkari nikmat-Ku) maka sesungguhnya siksa-Ku itu teramat pedih"
(Q.5. Ibrahim/14: 7).
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
|
2. Menemukan ketenangan batin dan kedamaian
hati dalam menjalani semua aktivitas sehari-hari karena kerelaannya dalam
menyikapi pemberian Allah SWT.
3. Terhindar dari siksa api neraka, karena
telah menjadi hamba yang tahu diri dengan selalu bersyukur atas karunia Allah SWT.
sebagaimana yang dijanjikan- Nya dalam Q.5. Ibrahim/14: 7 di atas.
4. Rizki yang diperoleh penuh limpahan barokah.
5. Jangan khawatir berkurang rizki karena
berinfaq, sodaqah dan zakat. Justru rizki akan berlimpah dengan bersyukur
melalui infaq, sodaqah dan zakat.
6. Mendapatkan ketentraman batin dalam
menjalankan segala kegiatan yang dilakukan, sebab sikap taat dan ridlo dalam
menyikapi pemberian Allah SWT. kepada kita
Pemahaman
1. Jelaskan isi kandungan QS. Luqman/31: 13!
2. Jelaskan jasa-jasa ibu yang termuat dalam
QS. Luqman/31: 13!
3. Rasulullah saw menyuruh agar kita berbicara
sesuai dengan kadar pengetahuan lawan bicara, jelaskan maksudnya!
4. Jelaskan pentingnya penguasa yang adil untuk
tegaknya amar ma’ruf nahi munkar!
5. Jelaskan kaitan antara ibadah dan bersyukur
berdasarkan hadits dari Aisyah tentang syukur!
6. Jelaskan isi kandungan QS. Luqman/31: 13!
7. Tuliskan 3 sikap yang sejalan dengan QS.
Luqman/31: 13!
8. Mengapa manusia dilarang berbuat durhaka
kepada orang tua?
9. Bahaya apa saja yang akan timbul, apabila
manusia tidak beribadah dan tidak bersyukur kepada Allah SWT?
10. Mengapa seseorang yang beribadah kepada Allah
swt merupakan wujud syukur kepada Allah SWT?
11. Tulislah hikmah dan manfaat beribadah dan
bersyukur kepada Allah SWT!
Alternatif Kegiatan Siswa
1. Siswa
mendiskusikan cara cara mensyukuri
nikmat anggota badan (mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan kemaluan)
2. Mencari
ayat atau hadits yang berkaiatan dengan masalah syukur
3. Siswa
mencari, mendiskusikan hikmah
beribadah dan bersyukur dengan menganalisis berbagai ayat dan hadits seberta
realita yang ada dalam kehidupan masyarakat
|