MENDESAIN P5 


 

A.      Membentuk Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila                 Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek profil. Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek profil. Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari

          1.    jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,

          2.    banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,

       3.  jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk projek   profil,

          4.    atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan


          1.    Langkah Pembentukan Tim Fasilitator Projek Profil

              1.    Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator projek profil, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek.


         2.   Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek profil sekolah dapat membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis kekhususan.

         3.    Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek profil memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan dari masing- masing fase) untuk menjadi tim fasilitator projek profil.

                 4.    Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek profil untuk merencanakan dan membuat modul projek profil bagi setiap kelas atau fase.

 

           2.    Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Projek Profil

                 Satuan Pendidikan

                 1.         Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek profil di skala satuan pendidikan, termasuk sistem pendokumentasian projek profil. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio satuan pendidikan.

                 2.         Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek profil: masyarakat, komunitas, akademisi, praktisi. Satuan pendidikan dapat mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di lingkungan sekitar satuan pendidikan

                 3.         Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan pendidikan, orang tua peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).

                 4.         Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan alokasi waktu projek profil yang sudah diatur oleh pemerintah. Adapun pada pendidikan kesetaraan, alokasi waktu projek profil dilaksanakan pada mata Program Pemberdayaan dan/atau Keterampilan.

                 5.         Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya projek profil dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional peserta didik.

                 6.         Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan projek profil

                 Koordinator P5

                 1.         Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola projek profil.

                 2.         Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek profil di satuan pendidikan.

                 3.         Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat menyelesaikan projek profil dengan sukses.

                 4.         Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam tim fasilitator projek profil.

                 5.         Memastikan alur projek profil memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk mengoptimalkan prinsip eksploratif.

                 6.         Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.

                 Fasilitaor P5

                 1.         Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan stimulan atau tantangan yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek profil.

                 2.         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan pengembangan projek profil, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat keterlibatan.

                 3.         Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema projek profil sesuai dengan minat masing-masing peserta didik.

                 4.         Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek profil (orang tua, mitra, lingkungan satuan pendidikan, dll. ) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek profil.

                 5.         Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.

                 6.         Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional. Contoh dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu dalam penyediaan hal berikut:

                                  Buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang berhubungan dengan projek profil.

                                  Narasumber yang dapat memperkaya proses pelaksanaan projek profil.

                 7.         Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan pada surat kabar/ majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu, dan sumber belajar lainnya.

                 8.         Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.

                                  Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk menghubungi sumber pembelajaran

                                  Mencari kontak dan menghubungi narasumber

                 9.         Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik, mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan projek profil.

                 10.      Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan kegiatan projek profil yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik.

                 11.      Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan mempresentasikan projek profil mereka.

                 12.      Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek profil.

 

B.      Mengidentifikasi Tahapan Kesiapan Satuan Pendidikan dalam Menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

                 Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia)        Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.

 

          Tahap Awal

                Satuan pendidikan belum memiliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran berbasis projek.

                Konsep pembelajaran berbasis projek baru diketahui pendidik.

                Satuan pendidikan menjalankan projek secara internal (tidak melibatkan pihak luar).

 

          Tahap Berkembang

                Satuan pendidikan sudah memiliki sistem untuk menjalankan pembelajaran berbasis projek.

                Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami sebagian pendidik.

                Satuan pendidikan mulai melibatkan pihak di luar satuan pendidikan untuk membantu salah satu aktivitas projek.

 

          Tahap Lanjutan

                Pembelajaran berbasis projek sudah menjadi kebiasaan satuan pendidikan

                Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami semua pendidik.

                Satuan pendidikan sudah menjalin kerjasama dengan pihak mitra di luar satuan pendidikan agar dampak projek dapat diperluas secara berkelanjutan.

 

C.      Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

          1.    Dimensi Profil Pelajar Pancasila

                           Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.

                           Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.

                           Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran projek profil pada satu tahun ajaran.

                           Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek profil tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek profil jelas dan terarah

                           Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul projek profil.

                           Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan

 

          2.    Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

                            Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan

                 Gaya Hidup Berkelanjutan         Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat

                 Kearifan Lokal                                Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik

                 Bhineka Tunggal Ika                    Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat

                 Bangunlah Jiwa dan Raganya  Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.

                 Suara Demokrasi                          Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat

                 Rekayasa dan Teknologi            Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/ MAK, dan sederajat.

                 Kewirausahaan                             Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. (Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.)

                 Kebekerjaan                                   Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar