IMAN KEPADA TAQDIR 1

 

IMAN KEPADA QADLO DAN QADAR



Bahan Tafakkur

       Adanya Qadha dan Qadar (takdir) tidak menutup ruang bagi manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pilihan dan kemauannya. Takdir menjadi ujian apakah manusia akan memilih takdir baik atau buruk.

       Sikap manusia terhadap takdir Allah SWT., ada yang menyikapinya dengan negatif dan ada yang menyikapinya dengan positif. Padahal apabila manusia menyikapi takdir dengan positif, maka akan berubah dengan usaha dan kehendak Allah SWT. Ada pemuda dari keluarga miskin bisa merubah dirinya menjadi kaya raya, pemuda yang dilahirkan dari keluarga yang tidak sekolah bisa menjadi orang yang sukses karena giat dan ketekunannya dalam belajar. Bekerja keras dapat mengentaskan diri dari kemiskinan. Melalui tafakkur ini, hikmah dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari realita tersebut diatas?

 

A.  Tadarrus

       Tadarrus Alqur’an merupakan pembiasaan peserta didik untuk menumbuhkan rasa senang dan terbiasa membaca Alquran. Tadarrus ini yang dibaca adalah ayat ayat yang sering dibaca sehari-hari. Waktu untuk membaca antara 5 – 10 menit sebelum pelajaran inti dimulai, baik secara kelompok maupun individu.

       Dalam kesempatan ini alternatif yang dibaca yaitu QS. Al Baqarah ayat 267 s/d 273 surah ke 2 juz 3 atau QS. Al Fiil surah ke 105 juz 30.    

 

B.   Menganalisis Dan Mengevalusi Makna Iman Kepada Qada’ Dan Qadar

1.    Makna Iman Qadha dan Qadar Allah SWT.

              Takdir Allah swt. disebut pula sunnatullah. Takdir itu, ada yang baik dan ada pula yang buruk, manusia tinggal memilih jalan hidup mana yang hendak ia usahakan.  Hidup itu penuh dengan pilihan. Coba kaji dan teliti diri kita sendiri. Banyak pertanyaan yang dapat dijadikan muhasabah. Kenapa saya jadi seperti ini? Kenapa keburukan selalu saya lakukan? Jika itu yang saya lakukan, pasti saya tidak seperti ini. Kenapa saya dulu pemalas? dan kenapa dulu sering tidak shalat? Dan banyak renungan lainnya. Malalui renungan tersebut, semakin jelas bahwa hasil hidup itu tergantung dari pilihan yang diambil, dan itu ada pada kita. Namun ingat! Jangan sekali-kali mengabaikan peran Allah SWT.

              Harus dipahami bahwa adanya pilihan takdir itu merupakan bagian dari ujian hidup. Saat sehat atau sakit, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, semuanya adalah ujian. Kita sering salah memahami tentang kondisi kehidupan, misalnya sering kali kita menasehati seseorang saat ditimpa musibah, sementara saat jaya, hal itu jarang dilakukan. Padahal sehat, gembira, dan kaya, juga merupakan bagian dari ujian hidup.

              Melalui pemahaman ini, takdir Allah SWT. berjalan menurut hokum atau ketentuan Allah SWT. (sunnatulllah). Ikhtiar manusia secara sungguh-sungguh, sangat dibutuhkan karena terdapat korelasi positif antara kadar ikhtiar dengan keberhasilan dan kesuksesan. Oleh karena itu, jangan salah pilih, dan tetaplah berada di jalan yang benar, niscaya jalan kesuksesan dapat diraih. Jadi, manusia memiliki kesempatan  memilih antara dua pilihan; pillihan yang membawa akibat baik atau yang membawa akibat buruk seperti yang tercantum dalam Q.S. Al-Balad/90: 8-10.

2.    Pengertian Qadla’ dan Qadar.

              Qadha menurut Bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,” sementara menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT. sejak zaman azali.” Adapun pengertian Qadar menurut Bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan,” sementara menurut istilah berarti “ketetapan Allah swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatunya.”

              Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini termasuk pada diri manusia sendiri, baik dan buruk, susah dan senang, dan segala gerak-gerik hidup kita semuanya tidak terlepas dari takdir Allah SWT. Jika demikian, bebaskah manusia atau terikat? Apa gunanya ikhtiar dilakukan manusia, jika segalanya telah ditentukan? Apa hubungannya antara takdir, ikhtiar, dan tawakkal?

              Beriman pada qadha dan qadar berarti beriman pada takdir Allah SWT., yaitu meyakini bahwa adanya ketetapan Allah SWT. yang berlaku atas makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah, maupun yang sedang terjadi, yang akan terjadi.

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ

       “Tiada sautu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.sesungguhnya yag demikian itu adalah mudah bagi Allah swt”.(Q.S. al-hadid/57: 22)

 

              Qadla’ dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, ”takdir”. Bagi manusia dan makhluk lain, ada pandangan takdir baik dan buruk, tetapi dalam pandangan Allah SWT., semua takdir itu baik, karena keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah SWT. Ilmu Allah SWT., kehendak-Nya, catatan-Nya, dan penciptaan-Nya itu semua adalah kebijksanaan, keadilan,  kasih sayang, dan kebaikan. Keburukan bukanlah sifat Allah SWT. dan bukan pula pekerjaan-Nya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar