Kisah Pengemis dan
Kekuatan Kata-kata
Alkisah ada seorang
pengemis yang ‘mangkal’ di pinggir jalan dengan kotak plastik di depannya.
Tentu, semua paham untuk apa kotak itu.
Sekian lama ia menunggu berharap orang-orang yang lewat melintas di
depannya merogoh sakunya untuk mengambil uang dan mendonasikan uang itu
kepadanya. Untuk meyakinkan semua orang, Ia pun menuliskan sebuah kalimat di
karton kardus bekas bertuliskan: “I’m blind. Please help me” (Saya buta. Tolong
bantu aku).
Ya, pengemis itu memang
seorang tunanetra. Dengan tulisan yang
terkesan meminta belas kasihan tersebut, ternyata tak ada orang yang peduli
untuk sekedar menyisihkan uang receh dan memasukkannya ke kotak yang ia pegang.
Sampai akhirnya ada seseorang ia rasakan berhenti di depannya. Raut mukanya
terlihat sangat senang menunjukkan harapan yang ia tunggu-tunggu lama akhirnya
datang juga.
Namun sosok yang
berhenti itu pun tidak kunjung meletakkan uang di kotak yang sudah ia angkat
lebih tinggi dari biasanya. Si pengemis itu pun kemudian memegang sepatu orang
yang berhenti di depannya dengan tangannya seolah ingin mengenalnya. Bukannya memberi uang, orang tersebut
tiba-tiba mengambil spidol di samping pengemis dan menuliskan sebuah kalimat di
balik karton kardus yang sebelumnya ditulis “I’m blind. Please help me”. Orang
itu pun berlalu pergi dengan tanpa memberikan uang sepeserpun.
Nampak raut muka si
pengemis murung karena harapannya kembali pupus. Ia tadinya sangat berharap,
orang yang berdiri di depannya mau memberinya uang untuk membantunya. Namun
ternyata ia hanya menuliskan sesuatu menggantikan kalimat “I’m blind. Please
help me” yang ia tak tahu kalimat apa itu.
Tak lama setelah seseorang misterius tersebut berlalu, tiba-tiba
berbunyi uang koin masuk ke kotaknya. Ia pun merasa senang. Belum hilang rasa
itu, kembali suara koin lebih banyak masuk ke kotak yang ia bawa. Ia pun
terkaget-kaget karena tiba-tiba banyak orang yang memberinya uang. Hampir setiap
orang yang lewat memberinya uang setelah membaca tulisan baru di karton kardus
itu.
Tiba-tiba, sebuah
langkah berhenti di depannya. Si pengemis pun tertegun dan merasakan bahwa ia
mengenal langkah itu. Pelan-pelan si pengemis itu memegang sepatu orang itu dan
tahu bahwa ia lah yang menulis kalimat itu. Si pengemis itu pun penasaran dan
bertanya kepada sosok misterius itu, apa kalimat yang ia tulis? “Aku hanya menuliskan hal sama dengan apa
yang kau inginkan. “Today is a beautiful day and I cannot see it”. (Hari ini
sangat indah, namun aku tak bisa melihatnya),” jawab sosok misterius itu.
Dari kisah ini, kita
bisa ambil hikmah bahwa kata-kata memiliki kekuatan luar biasa untuk membangun
dan juga menghancurkan. Kata-kata dan ucapan kita bisa menjadi obat yang
menyembuhkan luka atau bisa menjadi pisau yang memperdalam luka. Sebuah
komentar negatif dapat dengan mudah merusak reputasi seseorang atau komunitas
yang dimilikinya. Sebaliknya, kata-kata pujian dan dukungan dapat menginspirasi
dan memberdayakan.
Dalam konteks hubungan
interpersonal, kata-kata dan ucapan yang baik dan positif dapat memperkuat
ikatan dan membangun kepercayaan. Sebaliknya, kata-kata dan ucapan yang kasar
dan negatif dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik. Sehingga sudah seharusnya kita selalu
berusaha untuk hati-hati memilih diksi dan menggunakan kata-kata yang positif,
mendukung, dan bersifat membangun. Terlebih di era digital saat ini, di mana
setiap orang bisa mengatakan apa yang diinginkan dan meluapkannya melalui media
sosial. Jika tidak bisa menahan diri maka setiap kata yang ditulis dapat dengan
cepat menyebar luas melalui media sosial.
Sebuah hadits
mengingatkan, "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa
dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh
antara timur dan barat." (HR. Muslim no. 2988). Dalam al-Qur’an pun diingatkan pada Surat
Fatir ayat 10 yang artinya: “Siapa yang menghendaki kemuliaan (ketahuilah)
kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan
yang baik dan amal saleh akan diangkat-Nya. Adapun orang-orang yang
merencanakan kejahatan akan mendapat azab yang sangat keras dan rencana jahat
mereka akan hancur.”
Dari kisah dan panduan
Al-Qur’an dan hadits ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kata-kata walaupun
itu sederhana namun positif akan mampu merubah dunia. Maka di era digital saat
ini, penting bagi siapapun yang memiliki kemampuan menarasikan hal positif
untuk tak lelah memproduksi narasi-narasi inspiratif untuk mewujudkan peradaban
dunia yang lebih baik penuh dengan cinta dan harmoni.
"Orang boleh
pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang dari
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian" –
Semoga
bermanfaat
Sumber:
https://islam.nu.or.id/hikmah/kisah-pengemis-dan-kekuatan-kata-kata-li9Q1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar