Tata Cara Shalat Tarawih dan Keutamaannya
Ramadhan selalu diartikan sebagai bulan penuh berkah. Tak ayal,
bila momentum Ramadhan senantiasa disambut dengan sukacita oleh seluruh umat
Muslim di penjuru dunia. Umat Islam berlomba-lomba melaksanakan ibadah baik
wajib maupun sunnah untuk mendapatkan pahala dan keridhaan Allah swt. Seperti,
berpuasa.
Selain melaksanakan ibadah puasa, ada ibadah lain yang bisa
dilaksanakan oleh umat Muslim ketika bulan Ramadhan tiba, yakni shalat tarawih
berjamaah. Shalat Tarawih Shalat Tarawih
memiliki waktu secara khusus, yaitu dilakukan secara berjamaah pada malam hari
Ramadhan setelah melaksanakan shalat Isya’ dan sebelum melakukan shalat Witir.
Hukum berjamaah shalat Tarawih adalah sunnah kifâyah. Karenanya,
shalat tarawih juga bisa dilakukan sendiri.
Meski melaksanakan shalat tarawih dihukumi sunnah muakkad, tetapi shalat
tarawih memiliki keutamaan yang amat besar mengingat amaliyah ini tidak pernah
ditinggalkan oleh Rasulullah saw selama hidupnya dan diteruskan oleh para
sahabat dan umat Muslim setelah kepergiannya.
Shalat tarawih tidak hanya sebatas amaliah sunnah yang hanya
dikhususkan untuk Rasulullah saw, namun juga untuk umatnya. Rasulullah saw juga
menginginkan pahala luar biasa dari shalat Tarawih bagi umatnya. Rasulullah saw
bersabda:
مَنْ قَامَ
رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (متفق عليه
Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan
dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).
Berikut ini ulasan tentang tata cara shalat tarawih
1. Membaca niat shalat
tarawih Sebagai imam shalat
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ
مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Sebagai
makmum
أُصَلِّي
سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ
تَعَالَى
Niat shalat
tarawih secara infirad atau sendiri.
اُصَلِّى
سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ
تَعَالَى
Rakaat
Pertama
1. Takbiratul Ihram dan memasang niat di
dalam hati pada saat ini.
2. Membaca surat Al-Fatihah
3. Membaca satu surat pendek atau satu ayat
yang dapat dipahami.
4. Rukuk dengan thuma’ninah (tenang sejenak
selama pembacaan 1 kali tasbih)
5. Membaca tasbih rukuk 1 kali
6. Itidal dengan thuma’ninah (selama
pembacaan 1 kali tasbih)
7. Membaca doa itidal.
8. Sujud pertama dengan thuma’ninah (selama
pembacaan 1 kali tasbih)
9. Membaca tasbih sujud 1 kali.
10. Duduk di antara dua sujud dengan
thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih).
11. Membaca doa duduk di antara dua sujud.
12. Sujud kedua dengan thuma’ninah (selama
pembacaan 1 kali tasbih).
13. Membaca tasbih sujud 1 kali. Duduk
istirahat sejenak (selama pembacaan 1 kali tasbih atau subhānallāh) sebelum
bangun.
14. Bangun untuk melanjutkan rakaat kedua.
15. Rakaat kedua Lakukan hal yang sama seperti
pada rakaat pertama—dari poin 2 sampai
16. Kemudian duduk tasyahud (tawarruk atau duduk
di atas pantat kiri dengan memasukkan kaki kiri ke kanan). Selanjutnya, membaca tasyahud atau kalimat
syahadat. Lalu, membaca shalawat Nabi, membaca salam pertama sambil menoleh ke
kanan dan membaca salam kedua sambil menoleh ke kiri. Setelah dua rakaat selesai, ulangi sesuai
panduan sampai 20 rakaat.
Semoga bermanfaat
Sumber:
https://www.nu.or.id/nasional/tata-cara-shalat-tarawih-dan-keutamaannya-FyxNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar