KISAH INSPIRATIF (MENYEBARKAN SALAM)

 MENYEBARKAN SALAM

Oleh: Busman Edyar




Rasulullah Saw. bersabda, ‘’Kalian tak akan masuk surga, sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amalan, jika dilakukan membuat kalian saling mencintai? Itu adalah sebarkan salam’’ (HR. Muslim).

        Berlandaskan Hadis tersebut, selain iman, syarat masuk surga adalah adanya suasana yang saling mencintai antarsesama manusia. Saling mencintai baru terasa, apabila salam sudah disebarkan. Bahkan, terhadap orang yang belum dikenal. Rasulullah juga bersabda, ‘’Berikan salam kepada orang yang kalian kenal, dan orang yang tidak dikenal.’’ (HR. Al- Bukhari dan Muslim).

        Menyebarkan salam berarti menyebarkan kedamaian. Sebab, kata salam mengandung makna kedamaian, keselamatan, dan keamanan. Karena itu, orang yang mengucapkan salam, hakikatnya mengucapkan doa kepada pihak yang diberi salam, agar senantiasa mendapat kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah Swt.

        Setiap muslim yang mengucapkan salam, akan diganjar dengan kebaikan (pahala). Setiap ucapan, ‘’Assalamu ‘alaikum.’’ Sabda Rasulullah Saw., ‘’Orang ini mendapat 10 kebaikan.’’ Jika ada yang mengucapkan, ‘’Assalamu’alaikum wa rahmatullah.’’ Orang ini, mendapat 20 kebaikan.’’ Begitu juga, jika ada lagi yang mengucapkan, ‘’Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.’’ Orang terakhir ini mendapat 30 kebaikan.’’ (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

        Begitu pentingnya menyebarkan salam, sehingga yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan kaki. Orang yang berjalan kaki, mengucapkan salam kepada yang duduk. Dua orang yang bertemu di jalan dan saling memberikan salam, maka yang lebih dahulu memulai, itu lebih utama. (HR. al-Bazzar dan Ibnu Hibban).

        Jika sehari-hari, kita sudah terbiasa mengucapkan salam, seharusnya tidak ada lagi yang sampai hati berbuat zalim, menipu, membuka aib orang lain. Sebab, semua perilaku tersebut sangat bertentangan dengan hakikat salam. Yakni, memberikan kedamaian, ketenteraman dan keselamatan, termasuk memohon keberkahan dari Allah Swt.

Begitulah, melalui hakikat dan makna salam, semua kegiatan diarahkan untuk mewujudkan keselamatan, kedamaian, atau memenuhi janji (sebagai bagian dari syukur nikmat), bukan mengumbar lidah untuk menyakiti, membuka aib, atau bentuk kezaliman yang lain


Tidak ada komentar:

Posting Komentar