ISLAM DAN PERADABAN

 


Islam dan Peradaban


Islam  menampilkan peradaban     baru    yang   esensinya        berbeda dengan peradaban  sebelumnya.  Peradaban  yang  ditinggalkan  Nabi Muhammad misalnya, jelas sangat berbeda dengan peradaban Arab di zaman jahiliyah. Dengan demikian, Islam telah melahirkan revolusi kebudayaan dan peradaban. Meskipun demikian, pengaruh lokal adalah proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi, pengaruh ini justru memperkaya peradaban Islam itu sendiri. Contoh: masjid yang dibangun Umar bin Khattab, Dome of the Rock, terletak di Yerusalem, ternyata memiliki arsitektur kombinasi antara Persia dan Romawi.

Contoh yang lebih dekat lagi dan telah berusia berabad-abad adalah Menara Kudus yang merupakan akulturasi unik persentuhan dua kebudayaan. Menurut Ricklefs, ahli sejarah Islam Jawa menyimpulkan bahwa kehadiran Islam di Jawa sangat diwarnai dengan proses harmonisasi dan tidak mengusik elemen-elemen Hindu-Budha, maka Menara Kudus sesungguhnya sangat relevan jika diangkat sebagai simbol kehidupan masyarakat yang cinta akan hidup berdampingan dalam perbedaan.

Salah satu yang mengesankan dalam sendi-sendi peradaban Islam adalah pendidikan seumur hidup (life-long education) yang terukir dalam sejarah sekaligus sabda Nabi Muhammad Saw. “Carilah ilmu dari sejak bayi sampai ke liang lahat.” Islam menempatkan ilmu dalam tempat yang khusus dan memberi nilai lebih terhadap ilmu. Saksinya adalah ratusan hadis dan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungann dengan ilmu. Hal tersebut masih diperkuat lagi dengan fakta sejarah.

Contohnya: sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya- karya kaum muslim telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan ini memperkaya kurikulum Pendidikan dunia Barat. Tidak hanya itu sarjana-sarjana Eropa belajar diberbagai lembaga pendidikan tinggi dunia Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.

Sejarah peradaban Islam ditandai dengan hubungan yang harmonis dan dialogis antara ilmu dan nonagama. Kedua disiplin ilmu ini ternyata saling melengkapi. Ilmu-ilmu agama berkembang terlebih dahulu dan seolah-olah mengisyaratkan bahwa manusia dan peradabannya harus dilandasi dengan bangunan keagamaan dan keimanan yang kokoh sebelum ilmu-ilmu lain mewarnai dirinya.

(Ringkasan tulisan Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, MA, Ph.D. Kata Pengantar dalam Buku Sejarah Peradaban Islam karya Samsul Munir Amin, Jakarta: AMZAH).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar