KONDISI ISLAM MASA MODERN

 Kondisi Islam Masa Modern


Sebelum membahas peradaban Islam pada masa modern lebih lanjut, alangkah baiknya kalian mengetahui periodisasi secara umum. Hal ini bertujuan bahwa materi ini tidak lepas dari pembahasan sejarah Islam sebelumnya dan kalian akan mempunyai kerangka pikir yang utuh dan integratif. Dalam periodisasi sejarah Islam, Prof. Dr. H. Harun Nasution, pakar studi Islam, membagi menjadi tiga. Apa saja pembagiannya? Silahkan disimak dalam tabel berikut ini!

No

Periode

Tahun

Keterangan

 

Klasik

650-1250 M

Periode ini dibagi menjadi dua masa, yaitu:

1)     masa    kemajuan  Islam  I (antara tahun 650-1000M);

2)     masa    disintegrasi  (antara tahun 1000-1250M).

 

 

2

Pertengahan

1250-1500 M    

Periode ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1)     Masa Kemunduran I (antara tahun 1250-1500M) dan

2)     Masa Tiga Kerajaan Besar (antara tahun 1500-1800M). Kerajaan besar tersebut adalah Usmani di Turki, Safawi, di Persia, dan Mughal di India

 

Modern

1800 M -

sekarang

Periode ini adalah masa kebangkitan Islam

 

Dari periode tersebut, sekarang kalian akan fokus belajar Islam pada masa modern. Penjabaran lebih lanjut, silahkan dipelajari dengan baik di bawah ini.

1.     Kondisi Islam pada Masa Modern

Sebagaimana pendapat pakar studi Islam, Prof. Dr. H. Harun Nasution bahwa Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800– sekarang. Untuk mengawali pembahasan ini, alangkah baiknya kalian memahami bagaimana kondisi umat Islam pada awal periode tersebut. Di awal periode ini kondisi dunia Islam secara politis berada di bawah kendali kolonial. Pada saat itu di Eropa mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan.

Di antara kemajuannya adalah dengan adanya penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuannya. Teknologi perkapalan dan militer berkembang pesat. Sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia, tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri Islam jatuh kekuasaannya sebagai negeri jajahan.

Sementara itu pada awal abad ke-18, kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal hancur pada paro kedua abad ke-19 M ditangan Inggris. Kekuatan yang terakhir masih disegani adalah Kerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi, pada saat itu terus mengalami kemunduran, sehingga dijuluki sebagai the sick man of Europe (orang sakit dari Eropa). Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.

Baru pada abad ke-20 M, dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajah Barat. Padahal pada periode klasik (650-1200M), Islam mengalami masa keemasan. Kondisi ini sangat kontras dengan negara- negara Barat pada masa itu masih berada pada masa kegelapan. Karenanya, pada masa modern ini muncul kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menyadari kondisi tersebut menjadi spirit kebangkitan dunia Islam dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, politik, maupun melawan penjajah. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan gerakan modernisasi atau pembaruan yang didorong, setidaknya ada tiga faktor. Apa saja faktornya? Silahkan disimak tabel berikut ini.

1

Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam.

2

Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini dengan pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki, Mesir, dan India ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Arab

3

Kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir, Turki di bawah jajahan negara-negara Eropa, khususnya Perancis

 

Pembaruan di beberapa negara tidak terlepas dari peran tokoh-tokohnya yang akan dibahas dalam bab ini adalah: 1)Muhamammad Ali Pasya; 2) Rifa’ah Baidawi Rafi’at at-Tahtawi, 3) Jamaludin al-Afghani, 4) Muhammad Abduh, 5) Rasyid Ridha, 6) Sultan Mahmud II, 7) Muhammad Iqbal, 8) KH. Ahmad Dahlan, 9) KH. Hasyim Asy’ari.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar