MENELAAH TAFSIR
AL MAIDAH/5 AYAT 48
Menelaah Tafsir Q.S.
al-Maidah/5: 48
Menurut tafsir al-Misbah, Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:
1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan
haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya
turun (Jibril a.s.).
2. Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan
kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.,
Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa a.s. Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitab-kitab
terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab
terdahulu.
3. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas,
pemelihara, penjaga kitab- kitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran
terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Dalam kedudukannya sebagai
pemelihara, Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang
bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia
sepanjang masa.
4. Allah Swt. memerintahkan agar menjadikan
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara
berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya. Bahkan
dalam Q.S. al-Maidah/5: 3 dinyatakan bahwa agama Islam telah sempurna, nikmat yang
diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt.
telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia. Maka tidak ada lagi
alasan untuk meninggalkan sebagian ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain.
5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat)
yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. Allah Swt. juga mengkaruniakan
jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan
beragama.
6. Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi
Muhammad Saw. sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan
syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt. menghendaki, niscaya umat Nabi Musa
a.s., Nabi Isa a.s., dan umat Nabi Muhammad Saw. akan dijadikan satu umat saja.
Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah Swt.
7. Umat Islam diperintahkan untuk
berlomba-lomba dengan sungguh- sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari
perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia. Allah Swt. telah
menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah di antara hamba-Nya
yang taat dan durhaka. Bagi yang taat akan memperoleh pahala, sedangkan siksa
bagi seseorang yang durhaka. Sesungguhnya semua manusia akan kembali kepada
Allah Swt. dan akan diberitahukan apa yang telah diperselisihkan. Hal yang
diperselisihkan ini adalah tentang kehidupan akhirat. Orang-orang kafir tidak
percaya adanya akhirat. Karenanya mereka akan diberitahu dan mendapatkan
balasan atas perbuatan mereka, yakni dimasukkan ke dalam api neraka. Sedangkan
bagi orang mukmin yang beramal shalih, akan mendapatkan balasan surga.
Perintah untuk berlomba
dalam kebaikan (fastabiqul khairat) juga terdapat dalam beberapa ayat
Al-Qur’an, di antaranya terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2:
Artinya: “Dan setiap umat mempunyaikiblat yang dia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja
kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah/2: 148)
Ayat tersebut secara
tegas memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebaikan yang
dilakukan oleh seorang mukmin akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Berlomba
dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang lain dengan dimulai dari
diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai oleh Allah Swt. Mengapa
seorang mukmin harus bersegera dalam berlomba-lomba dalam kebaikan?. Karena
kesempatan waktu hidup di dunia hanya sementara dan terbatas oleh ruang dan
waktu. Tidak ada yang tahu kapan seseorang akan dipanggil menghadap Allah Swt.
Di samping itu, tidak ada yang tahu perubahan yang akan dialami oleh seseorang.
Bisa jadi malam ia beriman, esoknya sudah tidak memiliki iman. Atau malam ia
masih salat berjamaah di masjid, pagi terjerumus dalam kemaksiatan. Oleh karena
itu, Islam menganjurkan umatnya untuk BERSEGERA DALAM BERBUAT KEBAIKAN.
Hal ini sesuai dengan hadits nabi
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“bersegeralah kamu sekalian untuk
melakukan amal-amal shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai
malam yang gelap gulita di mana ada seseorang yang pada waktu pagi ia beriman,
tetapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu
pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya (dengan sedikit keuntungan dunia)”.
(H.R. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar