ADAB PELAJAR TERHADAP DIRINYA
Ada 10
etika yang hendaknya dimiliki oleh penuntut ilmu sebagai berikut.
1. Membersihkan hati dari
penyakit dan kotoran
Salah satu tanda-tanda pelajar yang sukses adalah pribadi yang bersih hatinya. Hendaknya ia membersihkan hatinya dari segala penyakit dan kotoran hati yang dapat mencegah masuknya ilmu seperti dendam, iri, dengki, keyakinan yang menyimpang, dan berbagai hal tercela lainnya. Hal ini perlu dilakukan supaya ia dapat menerima, menghafal, dan menjaga ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan supaya ia dapat lebih mendalami permasalahan-permasalahan yang berkembang dari ilmu yang telah ia dapatkan.
Apa yang KH Hasyim Asy’ari sampaikan
selaras dengan dawuh dari Syekh Waki’ guru Imam Syafi’i ketika beliau
memberikan nasehat kepada Imam Syafi’i yang mengadu tentang melemahnya kekuatan
hafalan beliau. Imam al-Syafi’i berkata:
“Saya mengadu buruknya hafalan saya kepada guruku Syekh Waki’, lantas
beliau menunjukanku untuk meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan. Beliau
mengkabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah Swt tidak akan
ditunjukan untuk orang yang bermaksiat”
2. Mempunyai niat
baik
Seorang pelajar
dalam proses belajar hendaknya mempunyai niat yang baik sebagai motivasi yang
selalu dihadirkan dalam benaknya. Beliau Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari
memberikan beberapa kriteria niat yang hendaknya ditancapkan dalam hati seorang
pelajar, yaitu meraih ridha Allah Swt, mengamalkan ilmu dalam kehidupan,
menghidupkan dan melestarikan syari’at, menerangi dan menghiasi hati, dan
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sedangkan mengenai niat yang dilarang adalah
tujuan-tujuan duniawi seperti ambisi kekuasaan, jabatan, harta benda,
menyombongkan diri, gila hormat dan lain sebagainya.”
3. Segera belajar dan
tidak menunda-nunda
Seorang pelajar
tidak boleh menunda masa belajar, akan tetapi ia harus memanfaatkan masa muda
dan segala waktunya untuk menuntut ilmu, jangan sampai ia terlena oleh nafsunya
yang selalu ingin menangguhkan masa belajar. Hal ini tidak lain karena waktu
yang terus berjalan tidak mungkin digantikan oleh apapun, sehingga andai ia
tidak memanfaatkannya maka waktunya akan terlewat sia-sia tanpa faidah.
4. Menerima apa yang
telah menjadi bagiannya (qana’ah)
Seorang pelajar
hendaknya menerima dengan rela apa yang telah disediakan baginya berupa makanan
maupun sandang pakaian. Dengan bersabar atas kehidupan yang sederhana, pelajar
dapat memperoleh luasnya ilmu, bisa menyatukan sendi-sendi cita-cita hati yang
terurai serta memancarkan sumber-sumber pengetahuan. Imam al-Syafi’i berkata:
لا يفلح من طلب العلم
بعزة النفس وسعة المعيشة ولكن من طلبه بذلة النفس وضيق العيش وخدمة العلماء أفلح
“Tidak bahagia orang
yang mencari ilmu dengan kemuliaan diri dan kemewahan hidup. Tetapi orang yang
mencarinya dengan kerendahan diri, kesempitan hidup dan berkhidmah kepada ulama
maka akan bahagia.”
5. Membagi dan
memanfaatkan waktu belajar secara efektif
Seorang pelajar
ketika punya harapan besar menjadi orang yang sukses maka ia harus bisa
memanfaatkan waktunya untuk belajar, karena waktunya yang terus berlalu
merupakan sesuatu yang tidak akan pernah ternilai harganya.
6. Mengurangi makan dan
minum
Hendaknya pelajar
menyedikitkan makan dan minum, karena kekenyangan dapat mencegah dari ibadah
dan membuat badan terasa berat. Di antara manfaat minimnya makan adalah
terjaganya kesehatan jasmani dan menolak berbagai macam penyakit. Karena
sesungguhnya penyebab muNculnya penyakit-penyakit adalah banyaknya makan dan
minum. KH Hasyim Asyari mendasari
pendapatnya dengan mengutip sebuah syair:
فإن الداء أكثر ما تراه * يكون من الطعام أو الشراب
“Sungguh mayoritas
penyakit yang kamu lihat berasal dari konsumsi makanan dan minuman.” Selain manfaat yang muncul secara lahir
terhadap tubuh, sedikit makan dan minum juga memberikan manfaat terhadap batin
atau hati seorang pelajar, yaitu menyehatkan hati dari sifat serakah dan
keangkuhan. Nafsu makan yang berlebih
hanya terpuji bagi binatang-binatang yang tidak berakal dan disiapkan untuk
bekerja.
7. Bersifat wira’i
(menjaga diri dari haram dan syubhat) dan berhati-hati dalam segala hal
Hendaknya pelajar
berpegang teguh dengan sifat wira’i dan berhati-hati dalam seluruh urusannya,
hendaknya berhati-hati dalam mengambil perkara halal dalam makanan, minuman,
pakaian, tempat dan seluruh kebutuhan hidupnya. Hal tersebut dilakukan agar
hati pelajar tercerahkan dan mudah menerima ilmu. Salah satu bentuk
kehatia-hatian adalah mengambil dispensasi syariat (rukhshah) hanya saat ada
kebutuhan, sesungguhnya Allah suka ditunaikan segala rukhshahNya sebagaimana
aturan-aturan baku-Nya.
8. Menghindari makanan
penyebab kebodohan dan lemahnya daya tangkap
Makanan merupakan faktor krusial yang menentukan keberhasilan seorang
pelajar, apa yang ia makan akan berpengaruh terhadap kesuksesannya. Demikian
pula hendaknya menghindari makanan yang menyebabkan banyaknya lendir yang dapat
menumpulkan akal dan memberatkan badan, seperti konsumsi susu dan ikan secara
berlebihan.
9. Mengurangi tidur
Banyak tidur
merupakan salah satu hal yang menyebabkan kemalasan seorang pelajar.
10. Meninggalkan pergaulan
negatif
KH Hasyim Asy’ari
menegaskan bahwa hal paling penting yang seyogianya dilakukan seorang pelajar
adalah menjauhi pergaulan negatif, apalagi dengan lawan jenis bukan mahram
terutama orang-orang yang mayoritas waktunya hanya dialokasikan untuk bermain
dan minim berfikir. Hal ini tidak lain
karena sifat atau karakter seseorang memiliki karakter seperti pencuri, yakni
mampu mempengaruhi orang di sekitarnya dengan cepat. Pergaulan negatif
mempunyai sumbangsih besar terhadap tersia-sianya umur tanpa memberikan manfaat
apa pun.
Sumber:
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/10-adab-pelajar-terhadap-diri-sendiri-menurut-kh-hasyim-asy-ari-ZvmMc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar