BERFIKIR KRITIS

 



BAB I
Q.S. ALI IMRAN/3: 190-191 DAN HADITS
TENTANG BERFIKIR KRITIS

 Kompetensi

KI 1      Terbiasa membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis

KI 2      Bersikap kritis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191, serta Hadits terkait

KI 3      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191, serta Hadits tentang berpikir kritis

KI 4      1.  Membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul-huruf

            2.  Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan  Q.S. Ali Imran/3: 190-191

           

  Bahan Tafakkur

            Fokuskan fikiran kita kepada susunan alam raya, langit dan bumi, bergantinya siang dan malam, adanya gerhana matahari dan bulan, turunnya hujan, dan beribu macam binatang. Tidakkah kita merasakan baik secara langsung maupun tidak langsung alam sekitar mempunyai pengaruh terhadap tubuh kita? Panasnya matahari, dinginnya malam, pengaruh hujan terhadap dunia flora dan fauna, ini menandakan kesempurnaan  pengetahuan dan kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu kita harus lebih kritis menganalisa alam sekitar, sehingga kita senantiasa berdzikir, dan bersyukur atas nikmat dan karunianNya.

       Allah swt telah menetapkan hukum dan aturan yang pasti pada alam semesta, dan Allah SWT. berbuat sesuai dengan kehendakNya. Melalui tafakkur ini, hikmah dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari realita tersebut diatas?

A.  TADARRUS

 

 

 


Tadarrus Alqur’an merupakan pembiasaan peserta didik untuk menumbuhkan rasa senang dan terbiasa membaca Alquran. Tadarrus ini yang dibaca adalah ayat ayat yang sering dibaca sehari-hari. Waktu untuk membaca antara 5 – 10 menit sebelum pelajaran inti dimulai, baik secara kelompok maupun individu.

            Dalam kesempatan ini alternatif yang dibaca yaitu QS. Ali Imran ayat 26 s/d 27 surah ke 3 juz 3 QS. Ad-Duha surah ke 94 juz 30

B.   MENGANALISA dan MENGEVALUASI

 

 

 

 


1.    Membaca / Ayat Alquran

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ ۙ 

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ

وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

 

 

 

 

 


Artinya

“Sesungguhnya  dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)  bagi orang orang yang berakal (190) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua itu sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran/3: 190-191)

 

2.    Tajwid

Lafal

Hukum Bacaan

Alasan

Cara Membaca

السَّمٰوٰتِ

Alif Lam  Syamsiyah

Alif Lam bertemu salah satu huruf syamsiyah (syin)

Suara lam sukun, masuk (idgham) ke suara sin

وَا لْاَ رْضِ

Alif Lam  Qomariyah

Alif Lam bertemu salah satu huruf qomariyah (hamzah)

Suara Lam sukun dibaca jelas

قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا

Idgham bighunnah

Fathah tanwin ketemu huruf Wau

Suara tanwin pada huruf nun dimasukkan ke huruf wau disertai dengung

جُنُوْبِهِمْ

Mad Thabi’i

Dlommah diikuti wawu mati atau sukun

Huruf ba dibaca panjang 2 harokat

خَلَقْتَ

Qolqolah Sughra

Huruf qolqolah (Qof) sukun ditengah kata

Huruf qaf sukun dibaca memantul

عَذَا بَ النَّا رِ

Mad ‘aridl lissukun

Mad tabi’ii dibaca waqaf

Suara na---r dipanjangkan hingga 6 harokat

 

3.    Kosa kata  

Lafal

Arti

Lafal

Arti

خَلْقِ السَّمٰوٰتِ

penciptaan langit

قُعُوْدًا

duduk

وَا لْاَ رْضِ

dan bumi

عَلٰى جُنُوْبِهِمْ

dalam keadaan berbaring

وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ

dan pergantian malam

وَيَتَفَكَّرُوْنَ

dan mereka memikirkan

وَا لنَّهَا رِ

dan siang,

مَا خَلَقْتَ

tidaklah Engkau menciptakan

لَاٰ يٰتٍ

terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) 

بَا طِلًا

sia-sia

لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ 

bagi orang orang yang berakal

سُبْحٰنَكَ

Maha Suci Engkau

يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ

mereka mengingat Allah

فَقِنَا

Maka lindungilah kami

قِيَا مًا

sambil berdiri

عَذَا بَ النَّا رِ

dari azab neraka

 

4.    Asbabun Nuzul

       Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., bahwa orang orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya, “bukti apakah yang dibawa Musa kepada-Mu?. Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya.”

       Mereka juga mendatangi kamum Nasrani, dan bertanya, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata orang buta sejak lahir dan penyakit sopak, serta menghidupkan orang yang sudah mati.”  Selanjutnya mereka juga mendatangi Rasulullah SAW., dan berkata, “Mintalah kepada Tuhanmu agar bukit Shafa itu jadi emas untuk kami.” Nabi Muhammad saw., berdoa dan turunlah ayat ini yaitu QS. Ali Imran : 190-191.

 

5.    Tafsir atau penjelasan

       Pada ayat 191 Allah Swt. Menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Ia selalu ingat Allah SWT. Dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus-menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu……(dalam enam masa).

       Secara ringkas, penjelasan  “enam masa”  dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut:

       Masa pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal  (Superforce).

       Masa kedua, masa terbentuknya infasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos).

       Masa ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di jagad raya ini.

       Masa keempat, electron-elektron mulai terbentuk.

       Masa kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang.

       Masa keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.

            Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subhanallah, semuanya saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas.

 

 

6.    Isi dan Kandungan Ayat

       Isi dan Kandungan Ayat

       a.     Tanda-tanda kebesaran Allah SWT. yang tersebar adalah adanya alam semesta ini, hal ini harus dijadikan sebagai media berpikir aleh umat Islam sehingga menghasilkan hikmah, manfaat, dan maslahat.

       b.    Keteraturan pergantian siang dan malam, bukan pergantian biasa saja tanpa ada tujuan dan faedah, karena ia merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. yang membutuhkan akal untuk memikirkan. Semua tanda-tanda kebesaran Allah SWT. yang bertebaran di alam.

       c.     Hanya dapat dipahami oleh orang orang yang memiliki ini, semesta akal sehat dan nurani yang disebut ulil albab.

       d.    Ulil albab adalah hamba-hamba Allah SWT. yang selalu mengisi setiap waktunya untuk mengingat Allah SWT. dalam keadaan apapun, dan selalu menggunakan akal pikirannya, sehingga menghasilkan maslahat untuk orang banyak.

       e.     Memiliki manfaat, dan tidak ada satu jenis makhluk pun yang diciptakan tanpa makna (sia-sia), namun tidak semua manusia dapat memahaminya,

       f.     Ulil albab juga melakukan makna pemikiran kritis, objektif, dan seimbang terhadap segala sesuatu atau problematika yang muncul sehingga hasil pemikirannya tidak menjadikan pihak lain ragu dan bimbang, sampai pada akhirnya tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan sia-sia.  

       g.    Segala pemikiran yang dilakukan ulit albab menimbulkan kesadaran diri bahwa semua ini bersumber dari Allah SWT. dan menimbulkan ajakan terhadap diri sendiri dan pihak lain agar semakin dekat (taqarrub) kepada Allah SWT. sehingga jika pemikiran seperti ini diterapkan akan mengantarkan pada keselamatan dunia akhirat, sekaligus terhindar dari kesengsaraan hidup.

 

7.    Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Pengamalan Ayat

       Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan ayat diantaranya;

       a.     Berusaha memahami Al-Qur'an dan hadits dengan baik dan benar, serta kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang ada melalui berbagal sumber atau rujukan yang terpercaya

       b.    Berusaha bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan maslahat dari tanda-tarida kebesaran Allah SWT. yang ada alam semesta

       c.     Mengedepankan pikiran yang kritis terhadap problematika yang muncul sehingga tidak menimbulkan keburukan bagi orang  lain.

       d.    Bukti orang bersyukur adalah menggunakan akal pikiran, qalbu, dan nafsu secara seimbang dan proporsional sehingga semua anugerah tersebut membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta bermanfaat.

       e.     Mengingat Allah SWT., dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah, kaya maupun miskin, suka maupun duka dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

 

 

C.   Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Ulil Albab  sesuai Q.S.Ali-Imran/3: 190-191

 

 

 

 


Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Q.S.Ali-Imran/3: 190-191.

Berpikir kritis adalah "berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan". Contohnya adalah kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan "membuat ramalan",  yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah. Seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis terhadap kondisi yang ada pada hari ini.

Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat.

 

B.   Menganalisa Hadits

 

 

 

 


1.    Matan Hadits

عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رض  قَالَ بِتُّ عِنْدَ خَالَتِيْ مَيْمُوْنَةَ فَحَدَّثَ رَسُوْلُ اللهِ ص م  مَعَ اَهْلِهِ سَاعَةً ثُمَّ رَقَدَ فَلَمَّا كَانَ ثُلُثُ الَّيْلِ الْاخِرُ قَعَدَ فَنَظَرَ اِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ (اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ )   ثُمَّ قَامَ فَتَوَضَّأَ وَاسْتَنَّ فَصَلَّى اِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ثُمَّ أَذَّنَ بِلَالٌ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى الصُّبْحَ   (روه البُخَارِى)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


2.    Terjemah Hadits

       Ibnu Abbas ra. bekata: ketika aku menginap di rumah bibiku Maimunah, Rasulullah SAW. berbincang-bincang sesaat bersama istrinya. Kemudian beliau tidur, tatkala tiba waktu sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit, lalu beliau membaca, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal." (Q.S. Ali 'Imran/3: 190). Lalu beliau berwudhu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas rakaat. Setelah Bilal mengumandangkan adzan, beliau shalat dua raka'at kemudian beliau keluar untuk shalat subuh." (H.R. Bukhari)

 

3.    Kandungan Makna Hadits

       a.     Informasi bahwa Rasulullah SAW. adalah seorang hamba yang sangat rajin beribadah, terutama di malam hari, padahal beliau adalah seorang Rasul yang ma'süm (terjaga dari dosa).

       b.    Rasulullah saw. mengingatkan kita melalui bacaan Q.S. Ali Imran/3: 190, agar akal pikiran digunakan sehingga tidak terlenakan hanya untuk urusan duniawi, tetapi harus mengejar ukhrawi.

       c.     Keseimbangan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki, harus selalu dilakukan, sehingga pola hidupnya tidak terjerembab dalam kehinaan dan tidak terjerumus dalam dosa atau maksiat.

       d.    Semakin cerdas seseorang, seharusnya semakin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. yang dibuktikan dengan melaksanakan shalat malam dan amalan sunnah lainnya.

 

4.    Penjelasan Q.S. Ali imran/3: 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang

       Allah SWT. Melalui Q.S. Ali Imran/3: 190 mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan langit dan bumi. Semua itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. bagi mereka yang mau memikirkan fenomena tersebut dan mereka itulah yang disebut ulil albab.

       Karakter ulil albab, ditandai dengan selalu mengingat Allah SWT, dalam kondisi apapun, senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT. dengan segala kemampuan sehingga mereka yakin tidak ada ciptaan Allah SWT. yang sia sia. Melalui proses perenungan dan penelitian, mengantarkan mereka menyucikan Allah SWT. dari segala anggapan yang tidak pantas sehingga mereka memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari siksa neraka atas dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat.

       Lebih lanjut, Ibnu Katsir menjelaskan makna lainnya, yaitu: perlunya manusia memikirkan dan mengambil manfaat dari penciptaan langit dengan ketinggian dan luasnya, serta penciptaan bumi dengan kerendahannya (dalam pandangan manusia), ketebalannya, dan kekokohannya. Kemudian, apa yang terdapat di antara keduanya, seperti bintang- bintang, lautan, gunung, pepohonan, tumbuhan, buah-buahan, binatang, barang tambang, pergantian malam dan siang, semua itu merupakan kehendak Allah SWT.

       Fenomena tersebut adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT. bagi orang-orang yang memiliki akal sempurna. Akal yang mampu menangkap hakikat dan hikmah segala sesuatu, dan semua itu menjadi inspirasi orang berakal. Tidak seperti orang yang berpura pura tidak mendengar seruan Allah dan Rasul-Nya serta selalu berpaling dari semua tanda tanda kebesaran Allah SWT., meski tanda-tanda tersebut terbentang dengan jelas dan nyata.

       Dalam Q.S. Ali Imrān/3: 191, dijelaskan karakter lain ulil alil albab, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Rasulullah SAW. menegaskan, agar kita senantiasa mengingat Allah SWT. dalam segala keadaan, baik sedang kaya atau miskin, suka dan duka. Artinya, kita jangan pernah putus dari zikir (mengingat Allah), baik melalui hati, lisan maupun dengan perbuatan.

       Silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat kompleks Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring Dalam fenomena fisika, bumi berputar mengelilingi matahari, gerakan miring tersebut memberi dampak musim yarig berbeda. Selain itu rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi, sehingga semua saling terkait.

       Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya, kecuali oleh orang orang yang tekun, tawadhu, dan cerdas Mereka itulah para "ulil albab."

       Orang yang berpikir kritis dan cerdas adalah orang yang memiliki visi jauh ke depan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan di akhirat. Orang yang tidak meyakini akan adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apapun, Imam Ibnu Katsir memuat banyak nasihat tentang berpikir kritis, antara lain sebagai berikut:

P     Ibru Abbas berkata: "Sholat dua rakaat yang sedang (tidak terlalu lama dan tidak pula terlalu singkat) dengan penuh perenungan lebih baik daripada shalat sepanjang malam tetapi hatinya lalai.

P     Hasan al-Basri berkata: "Berpikir (merenung) adalah cermin yang memperlihatkan kebaikan dan keburukanmu." "Hai anak Adam, makanlah untuk sepertiga perutmu, minumlah untuk sepertiganya lagi, dan biarkan sepertiga lainnya lapang supaya bisa berpikir." "Saya mendengar dari banyak sahabat nabi berkata "Sesungguhnya cahaya iman adalah tafakur."

P     Sufyan bin Uyainah berkata: "berpikir (merenung) adalah cahaya yang merasuki jiwa"

P     Wahab bin Munabbih berkata: Tidaklah seseorang memikirkan sesuatu dalam waktu lama kecuali dia paham, tidaklah seseorang memahami sesuatu kecuali dia mengetahui (hakikatnya), dan tidaklah seseorang mengetahul (hakikat) sesuatu kecuali dia akan mengamalkannya

P     Umar bin Abdul Aziz berkata; "Berbicara masalah dzikrullah itu baik tetapi berpikir tentang nikmat Allah adalah ibadah yang paling utama."

P     Sebagian hukama (orang bijak) berkata: "Barang siapa memandang duniu tanpa ibrah (tanpa mengambil pelajaran/lalai), niscaya akan semakin jauh dari mata hatinya (basirah-nya), sejauh kelalaiannya itu"

P     Basyar bin Harits berkata: "Seandainya manusia itu mau berpikir (tafakkur) niscaya mereka tidak akan durhaka (kepada Allah)."

 

E.   Hikmah

 


Berikut hikmah berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.

1.    Dapat menangkap dan memahami makna-makna yang tersembunyi di balik penciptaan alam semesta dan fenomenanya yang terjadi.

2.    Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat manusia secara optimal.

3.    Semakin tertantang untuk melakukan penelitian dan menemukan inspirasi terhadap semua fenomena alam yang terjadi sehingga mampu mengungkap lebih banyak makna, faedah, dan manfaat yang terkandung di balik penciptaan alam semesta dan problematika yang muncul untuk pengembangan IPTEK

4.    Semakin bersyukur kepada Allah SWT. atas anugerah berupa akal sehat, bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan, dan bersemangat untuk beramal shalih sebagai bekal di akhirat kelak.

 Pemahaman

 Alternatif Kegiatan Siswa

1.  Siswa mencari hasil penelitian tentang misteri dan kedahsyatannya ciptaan Allah SWT semut, unta, lebah untuk melihat lebih banyak dan bahan renungan atau diskusi

2.  Siswa mencari sumber lain yang menjadi asabun nuzul ayat QS. Ali Imran/3: 190-191

3.  Siswa mencari ayat ayat Alqur’an yang memotivasi atau menginspirasi manusia untuk merenung dan meneliti dengan kata kunci (berfikir, berakal, melihat)

 

 

 

 

 

 

 

 


1.    Jelaskan, apa yang harus dilakukan oleh umat Islam terhadap ayat-ayat Alquran yang menjelaskan tentang fenomena alam!

2.    Berdasarkan analisismu, jelaskan beberapa manfaat diciptakannya semut!

3.    Nyamuk yang bisa terbang ternyata menjadi makanan serangga (cicak) yang tidak bisa terbang. Jelaskan makna di balik fakta tersebut!

4.    Jelaskan karakteristik orang cerdas dalam pandangan Rasulullah saw.!

5.    Jelaskan sikap dan perilaku umat Islam yang sejalan dengan pola pikir kritis dan cerdas!

6.    Tuliskan karakteristik ulil albab yang terdapat dalam QS Ali Imran/3: 191!

7.    Tidak ada ciptaan Allah SWT. yang sia-sia. Jelaskan beberapa manfaat diciptakannya kuman menurut analisa kalian!

8.    Tuliskan beberapa ayat lain yang mengandung informasi tentang fenomena alam beserta isi kandungannya!

9.    Jelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh seseorang ketika ingin men-tadabburi (merenungi) ayat-ayat Alqur’an supaya tidak tersesat?

10.   Bahaya apa saja yang akan timbul, apabila umat Islam tidak berfikir kritis dalam kehidupannya?

11.   Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa orang yang cerdas adalah seseorang yang memiliki pandangan jauh ke depan, jelaskan maksud pernyataan tersebut!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar