5 Tips Menggapai Lailatul
Qadar di Akhir Ramadhan
Lailatul Qadar, yang juga
dikenal sebagai malam kemuliaan, adalah salah satu malam yang paling istimewa
dalam Islam. Malam ini terjadi pada salah satu malam terakhir dari bulan
Ramadhan, namun tanggal pastinya tidak diketahui secara pasti. Para ulama berbeda
pendapat terkait tanggal pastinya malam Lailatul Qadar. Pendapat pertama mengatakan bahwa
Lailatul Qadar terjadi setiap hari di bulan Ramadhan. Kedua, mengatakan,
bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Sebagaimana dalam Kitab Musnad Ahmad, juz IV, halaman 316:
اِلْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فِي
تَاسِعَةٍ تَبْقَى أَوْ سَابِعَةٍ تَبْقَى أَوْ خَامِسَةٍ تَبْقَى
Artinya: “Carilah Lailatul
Qadar pada malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam ke sembilan
yang tersisa, tujuh yang tersisa dan lima yang tersisa”. Pendapat ketiga
mengatakan, bahwa Lailatul Qadar terjadi pada hari-hari ganjil di 10 terakhir
bulan Ramadhan, tanpa menentukan itu di tanggal ganjil atau tidak.
وَلَفْظُ الشَّافِعِيِّ: “وَطَلَبُهَا فِيْ الْوِتْرِ مِنْهُ
أَيْ: مِنِ العَشْرِ, اَحَبُّ اِلَيَّ”. وَمِنْ هَذَا اَلْخَبَرُ أَخَذَ القَاضِي
الحُسَيْنِ تَأَكُّدَ طَلَبِهَا فِيْ الْعَشْرِ اَلْأَخِيْرِ أَيْضاً؛ لِأَنَّ الْوِتْرَ لَا يُدْرَي أَنَّهُ أَرَادَ
بِهِ المَاضِيَ أَوْ الوِتْرَ المُسْتَقْبَلَ؛ فَيَدْخُلُ فِيْهِ
الكُلُّ.
Artinya : “Lafal dari Imam
As-Syafi’i: “Mencari Lailatul Qadr pada malam ganjil dari sepuluh terakhir
bulan Ramadan lebih aku sukai.”
Kemudian dari kabar As-Syafi’i
ini, mengambil pendapat Qadi Husein, yang dijadikan dasar dari kesunahan
mencari Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadan (tanpa mengkhususkan
pada malam-malam ganjil). Karena tidak diketahui malam terakhir yang telah lalu
ataukah yang akan datang, maka masuklah semua sepuluh hari tersebut.” (Mugnil
Muhtaj, juz I, halaman 221).
Terkait kemuliaan dan
keutamaan malam Lailatul Qadar dijelaskan langsung oleh Allah dalam surat
Al-Qadr ayat 3. Allah berfirman;
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya, "Malam Lailatul
Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3) Dalam ayat lain Lailatul Qadar juga disebut
sebagai malam yang diberkahi:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِى لَيۡلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا
مُنذِرِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Kami
(mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya
Kamilah pemberi peringatan.” (QS Ad-Dukhan: 3).
Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, ayat “Lailah Mubarakah” yang
dimaksud ialah malam Lailatul Qadar. Hal ini jika kita merujuk pada penjelasan
Al-Quran surat Al-Qadar ayat 1 tentang Al-Qur’an yang diturunkan di Lailatil
Qadar.
Selain itu, dalam hadis
riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa malam
Lailatul Qadar malam yang mulia, yang akan menjadi kesempatan pengampunan dosa
yang telah lalu. Keistimewaan itu dianugerahkan bagi orang yang menghidupkannya
dengan amal kebaikan. Nabi saw bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa
yang melakukan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan
pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Berikut tips Menggapai
Lailatul Qadar Lailatul Qadar malam
yang sangat mulia dan penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk beribadah
dan beramal kebaikan pada malam ini untuk mendapatkan pahala yang besar dari
Allah SWT.
Pertama, meningkatkan ibadah. Perbanyak ibadah selama 10 malam terakhir
Ramadhan dengan melakukan shalat malam (tahajud), membaca Al-Quran, berdoa, dan
berzikir. Pasalnya, Rasulullah di malam 10 terakhir Ramadhan senantiasa mengisi
dengan ibadah kepada Allah. Dijelaskan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw
bersabda;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ
الْمِئْزَر
Artinya. “Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bila memasuki 10 hari, yakni 10 hari terakhir
dari bulan Ramadhan, mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan
membangunkan keluarganya.” (HR Al-Bukhari).
Sementara itu Abu Ishaq
As-Syirazi dalam Kitab At-Tanbih menuliskan bahwa seyogianya orang mengisi
10 malam terakhir Ramadhan, terlebih malam ganjilnya dengan memperbanyak amal
kebajikan.
ويطلب ليلة القدر في جميع شهر رمضان وفي العشر الأخير أكثر وفي
ليالي الوتر أكثر وأرجاها ليلة الحادي والعشرين والثالث والعشرين ويستحب أن يكون
دعاؤه فيها اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني
Artinya: “Dianjurkan mencari
Lailatul Qadar di setiap malam Ramadhan, terutama malam 10 akhir dan malam
ganjil. Lailatul Qadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23.”
Dianjurkan memperbanyak doa di dalamnya, “Allahumma innaka ‘afuun
tuhibbul afwa Fa’fu 'anni”.
Kedua, beriktikaf di masjid. Untuk meraih malam Lailatul Qadar
seyogianya mengisi dengan melaksanakan iktikaf di masjid, terlebih di 10 hari
terakhir bulan Ramadhan. Contoh iktikaf model ini, dipraktikkan langsung oleh
Rasulullah saw ketika bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana hadis yang bersumber
dari Imam Muslim, Nabi saw bersabda;
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من
رمضان
Artinya, “Bahwa Rasulullah
SAW, beliau melekasanakan iktikaf di malam 10 terakhir bulan Ramadhan.”
Adapun tujuan Rasulullah saw
melakukan iktikaf, untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar. Pasalnya,
dalam malam tersebut lebih mulia dari 1000 bulan (83 tahun 4 bulan). Orang yang
mendapatkan malam tersebut, maka akan memperoleh ampunan dan rahmat Allah, yang
tidak ada bandingannya.
Ketiga, berinfak dan bersedekah. Infak dan sedekah pada malam Lailatul
Qadar sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pahala dan
mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah berfirman;
إِنَّ ٱلۡمُصَّدِّقِينَ وَٱلۡمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقۡرَضُواْ
ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمۡ وَلَهُمۡ أَجۡرٌ كَرِيمٌ
Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang
bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan (kepada) Allah
pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) kepada mereka dan baginya
(diberikan) ganjaran yang sangat mulia (surga).”
Praktik sedekah di bulan
Ramadhan juga dilaksanakan oleh Rasulullah saw secara langsung, yang disaksikan
oleh sahabat yang lain. Hal ini terekam dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari
dan Muslim;
انَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ
النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya; “Rasulullah saw
adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan
saat berada di bulan Ramadhan.”
Keempat, berdoa dengan penuh khusyuk. Berdoa dengan penuh khusyuk,
tawadhu', dan memohon ampun kepada Allah sawt agar diberikan keberkahan pada
malam Lailatul Qadar. Ada satu doa yang diajarkan Rasulullah saw pada Aisyah
ra, yang cocok diamalkan di bulan Ramadhan. Pun doa ini populer di Nusantara:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ
إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya, “Dari Sayidah Aisyah, dia berkata,
‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika aku tahu bahwa malam tertentu
adalah Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti saya ucapkan?’ Nabi Saw
menjawab, ‘Bacalah doa berikut ini: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa
fa’fu’anni’, (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang
meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).”
Kelima, meningkatkan kebaikan. Selama 10 malam terakhir Ramadan,
perbanyak melakukan kebaikan seperti membantu orang lain, berbuat baik kepada
orang tua, dan lain-lain. Hal ini dapat menjadi amal yang berkelanjutan dan
terus mendatangkan keberkahan dari Allah:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه.
رواه البخاري
Artinya, “Barang siapa
yang mengisi Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari). Wallahu a’lam.
Semoga
bermanfaat
Sumber:
https://islam.nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-5-tips-menggapai-lailatul-qadar-di-akhir-ramadhan-yang-ketiga-sangat-penting-BmXhq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar