IHSAN (PENGAYAAN 1)

 IHSAN

(PENGAYAAAN 1)



Bahan Tafakkur

       Saksikan dan ingatlah kembali keadaan di sekitar, anak yatim butuh bantuan, longsong dan banjir bandang sering terjadi karena banyak pohon yang ditebang, pencurian ikan dilaut semakin merajalela. Karunia Allah dan kebaikan (ihsan) Allah swt tak terhitung yang diberikan kepada manusia. Baik daratan, lautan, udara, tumbuhan, binatang dan ikan.

       Kedua orang tua kita dengan penuh kasih sayang membesarkan merawat sampai dewasa tanpa pamrih dari anaknya. Sementara kita sering melihat anaknya melawan, menghardik kepada kedua orang tuanya.

       Ketahuilah, nilai-nilai ihsan senantiasa mengedepankan akhlak terpuji dalam segala gerak dan nafas kehidupan. Ihsan ialah ajakan nurani yang setia menemani setiap perkataan dan perbuatan yang kita lakukan. Hikmah dan pelajaran apa yang kita dapat dari mengamati kejadian tersebut diatas?.

 A.  Tadarrus

       Tadarrus Alqur’an merupakan pembiasaan peserta didik untuk menumbuhkan rasa senang dan terbiasa membaca Alquran. Tadarrus ini yang dibaca adalah ayat ayat yang sering dibaca sehari-hari. Waktu untuk membaca antara 5 – 10 menit sebelum pelajaran inti dimulai, baik secara kelompok maupun individu.

       Dalam kesempatan ini alternatif yang dibaca yaitu QS. Ar Rahman ayat 1 s/d 78, surah ke  55 juz  27  atau QS. An Nahl ayat 90 s/d 100 surah ke 16 juz 14.

 

B.   Menganalisa dan Mengevaluasi Makna QS Al Baqarah 83 tentang Ihsan kepada sesama dan Hadits Terkait

1.    Alquran 

       Ayat Alqur’an

 

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ  ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ (البقرة )83

  

       “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah/2: 83)

 

2.    Hadits

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ : ".... مَاالْاِحْسَانُ؟  قَالَ أنْ تَعْبُدُاللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ, فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ .....  (رواه البخارى)

 

 

 

 

      Artinya: 

       Abu Hurairah r.a berkata: “Nabi SAW, pada suatu hari muncul di hadapan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril a.s. yang  kemudian bertanya: “. . . Apakah ihsan itu?’ Nabi saw. Menjawab: “Kamu menyembah Allah seolah-seolah melihat-Nya, dan apabila kamu tidak mampu melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu . . .” (H.R. Bukhari)

 

3.    Kandungan dan Makna Hadits

       a.    Rasulullah saw. mendapat pelajaran langsung dari malaikat Jibril, bahwa dalam memberikan nasehat itu perlu variasi, seperti penggunaan metode dialog interaktif, supaya lebih mudah dipahami dan tidak bosan.

       b.    Rasulullah saw. menjelaskan bahwa hakekat ihsan adalah beribadah kepada Allah SWT. dengan penuh ikhlas, dan merasakan adanya pengawasan Allah SWT. dalam setiap gerak-gerik yang dilakukan manusia

       c.    Selalu menyebarkan kebaikan dengan ikhlas, tanpa adanya niat untuk pamer dan riya, tidak mengharap balasan dari orang yang dibantu atau ditolong, dan bersemangat dalam melakukan semua kebaikan. Cukuplah Allah SWT, saja yang membalasnya, karena sekecil apapun kebaikan itu, akan selalu dilihat dan diawasi oleh Allah SWT.

 

 C.  Penjelasan QS Al Baqarah: 83 dan Hadits

       Melalui Q.S Al-Baqarah/2: 83 ini, Allah SWT. mengingatkan Nabi Muhammad SAW., tentang janji setia bani israil yang harus dipenuhi, yaitu mengabdi hanya kepada Allah SWT, disusul dengan perintah berbuat baik, (ihsan) kepada kedua orang tua (perhatikan pula QS. Al-Isra’/17: 24). Caranya, antara lain: mengasihi, memelihara, dan menjaganya dengan sepenuh hati, merawat dengan sikap terbaik saat keduanya sudah tua, serta memenuhi semua keinginannya, selama tidak bertentangan dengan aturan Allah SWT.

       Selanjutnya, Allah SWT. memerintahkan agar berbuat baik kepada kerabat (kaum  keluarga). Ihsan kepada kerabat adalah dengan menjalin hubungan baik dengan mereka. Allah SWT. Berfirman: “ maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS. Muhammad/47: 22)

       Pihak selanjutnya yang berhak mendapatkan perilaku ihsan dari kita adalah anak-anak yatim. Caranya adalah mendidik, melatih, membimbing, dan memelihara hak-haknya. Banyak ayat dan hadits yang menganjurkan berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya adalah sabda Rasulullah SAW.: “aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini….. (seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya).” (HR Bukhari)

       Setelah anak yatim, Allah SWT. memerintahkan berbuat ihsan kepada orang miskin. Ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka, terutama pada saat mereka mendapat kesulitan. Rasulullah saw. Bersabda “Orang-orang menolong janda dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Muslim)

       Disamping mereka itu, tentu masih banyak pihak lain yang belum disebutkan, diantaranya adalah tetangga, tamu, pekerja, dan lain-lain. Termasuk juga binatang ,tumbuh-tumbuhan dan juga alamsekitar. Intinya, seluruh alam semesta dan berbagai unsur didalamnya berhak mendapat perlakuan ihsan.

       Terkait dengan tetangga dan tamu, Rasulullah SAW. bersabda: “barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau jika tidak bisa diam.” (HR. Bukhari)

       Alam semesta dengan semua jenis flora, fauna daratan, lautan dengan segala isinya juga harus mendapat perlakuan baik (ihsan). Dalam Q.S.Al-Qasas/28: 77 Allah dengan tegas menyuruh kita berlaku baik kepada alam, setelah memanfaatkannya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan”.

       Intinya, semua yang ada di alam ini berhak mendapatkan perlakuan baik (ihsan) dari kita, sebagaimana ditegaskan Rasulullah dalam sabdanya, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu ...” (HR.Muslim)

       Setelah memerintahkan agar berbuat  ihsan kepada mereka semua, Allah SWT. memerintahkan agar bertutur kata yang baik dan santun saat berinteraksi dengan sesama manusia. Bertutur kata yang baik dan santun, perlu menjadi perhatian, karena ucapan kita dapat dengan mudah meluncur tanpa dipikirkan terlebih dahulu kemudian bisa saja menggoreskan luka di hati lawan bicara kita.

       Selanjutnya, penjelasan isi hadits, yakni adanya skenario ilahi tentang variasi metode pembelajaran. Malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang masalah agama,  diantaranya tentang ihsan. Hadist ini, sebetulnya penggalan dari hadist yang memuat masalah iman, islam, ihsan, dan hari kiamat.

       Terkait dengan masalah ihsan, Rasulullah SAW,  menjelaskan hakikatnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Dengan merasakan kehadiran Allah SWT., dan seakan akan kita dapat melihat-Nya. Meskipun tidak dapat melihat-Nya, kita harus yakin bahwa Allah SWT. Selalu melihat segala perbuatan kita, sekecil apapun perbuatan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar