IHSAN
Bahan Tafakkur
Saksikan dan ingatlah kembali keadaan di sekitar, anak yatim butuh bantuan, longsong dan banjir bandang sering terjadi karena banyak pohon yang ditebang, pencurian ikan dilaut semakin merajalela. Karunia Allah dan kebaikan (ihsan) Allah swt tak terhitung yang diberikan kepada manusia. Baik daratan, lautan, udara, tumbuhan, binatang dan ikan.
Kedua orang tua kita
dengan penuh kasih sayang membesarkan merawat sampai dewasa tanpa pamrih dari
anaknya. Sementara kita sering melihat anaknya melawan, menghardik kepada kedua
orang tuanya.
Ketahuilah, nilai-nilai
ihsan senantiasa mengedepankan akhlak terpuji dalam segala gerak dan nafas
kehidupan. Ihsan ialah ajakan nurani yang setia menemani setiap perkataan dan
perbuatan yang kita lakukan. Hikmah dan pelajaran apa yang kita dapat dari
mengamati kejadian tersebut diatas?.
Tadarrus Alqur’an
merupakan pembiasaan peserta didik untuk menumbuhkan rasa senang dan terbiasa
membaca Alquran. Tadarrus ini yang dibaca adalah ayat ayat yang sering dibaca
sehari-hari. Waktu untuk membaca antara 5 – 10 menit sebelum pelajaran inti
dimulai, baik secara kelompok maupun individu.
Dalam kesempatan ini
alternatif yang dibaca yaitu QS. Ar Rahman ayat 1 s/d 78, surah ke 55 juz
27 atau QS. An Nahl ayat 90 s/d
100 surah ke 16 juz 14.
B. Menganalisa dan Mengevaluasi Makna QS Al
Baqarah 83 tentang Ihsan kepada sesama dan Hadits Terkait
1.
Alquran
Ayat
Alqur’an
وَاِذْ اَخَذْنَا
مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ
اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ
حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ
وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ (البقرة )83
“Dan (ingatlah) ketika
Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah,
dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah
sholat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari),
kecuali sebagian kecil dari kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS.
Al-Baqarah/2: 83)
2. Hadits
عَنْ اَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا
يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ : "....
مَاالْاِحْسَانُ؟ قَالَ أنْ
تَعْبُدُاللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ, فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ
يَرَاكَ ..... (رواه البخارى) |
Abu
Hurairah r.a berkata: “Nabi SAW, pada suatu hari muncul di hadapan para sahabat,
lalu datang Malaikat Jibril a.s. yang
kemudian bertanya: “. . . Apakah ihsan itu?’ Nabi saw. Menjawab:
“Kamu menyembah Allah seolah-seolah melihat-Nya, dan apabila kamu tidak mampu melihat-Nya
sesungguhnya Dia melihatmu . . .” (H.R. Bukhari)
3. Kandungan dan Makna Hadits
a. Rasulullah
saw. mendapat pelajaran langsung dari malaikat Jibril, bahwa dalam memberikan nasehat
itu perlu variasi, seperti penggunaan metode dialog interaktif, supaya lebih mudah
dipahami dan tidak bosan.
b. Rasulullah saw. menjelaskan
bahwa hakekat ihsan adalah beribadah kepada Allah SWT. dengan penuh ikhlas,
dan merasakan adanya pengawasan Allah SWT. dalam setiap gerak-gerik yang
dilakukan manusia
c. Selalu menyebarkan kebaikan
dengan ikhlas, tanpa adanya niat untuk pamer dan riya, tidak mengharap balasan dari
orang yang dibantu atau ditolong, dan bersemangat dalam melakukan semua kebaikan.
Cukuplah Allah SWT, saja yang membalasnya, karena sekecil apapun kebaikan itu, akan selalu dilihat dan diawasi oleh Allah SWT.
Melalui Q.S
Al-Baqarah/2: 83 ini, Allah SWT. mengingatkan Nabi Muhammad SAW., tentang janji
setia bani israil yang harus dipenuhi, yaitu mengabdi hanya kepada Allah SWT, disusul
dengan perintah berbuat baik, (ihsan) kepada kedua orang tua (perhatikan
pula QS. Al-Isra’/17: 24). Caranya, antara lain: mengasihi, memelihara, dan
menjaganya dengan sepenuh hati, merawat dengan sikap terbaik saat keduanya sudah tua, serta memenuhi semua keinginannya, selama tidak bertentangan dengan aturan Allah SWT.
Selanjutnya, Allah SWT. memerintahkan
agar berbuat baik kepada kerabat (kaum keluarga). Ihsan kepada kerabat adalah dengan menjalin hubungan baik dengan mereka. Allah SWT. Berfirman: “ maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS. Muhammad/47: 22)
Pihak selanjutnya yang berhak mendapatkan perilaku ihsan dari kita adalah anak-anak yatim. Caranya adalah mendidik, melatih, membimbing, dan
memelihara hak-haknya. Banyak ayat dan hadits yang menganjurkan berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya adalah sabda Rasulullah SAW.: “aku dan orang yang
memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini….. (seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya).” (HR Bukhari)
Setelah anak yatim, Allah SWT. memerintahkan berbuat ihsan kepada orang miskin. Ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka, terutama pada saat mereka mendapat kesulitan. Rasulullah saw. Bersabda “Orang-orang menolong janda dan orang miskin, seperti orang
yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Muslim)
Disamping mereka itu, tentu masih banyak pihak lain yang belum disebutkan, diantaranya adalah tetangga, tamu, pekerja, dan lain-lain.
Termasuk juga binatang ,tumbuh-tumbuhan dan juga alamsekitar. Intinya, seluruh alam semesta dan berbagai unsur didalamnya berhak mendapat perlakuan ihsan.
Terkait dengan
tetangga dan tamu, Rasulullah SAW. bersabda: “barang siapa beriman kepada
Allah dan Hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, barang siapa beriman kepada
Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman
kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau jika tidak bisa
diam.” (HR. Bukhari)
Alam semesta dengan
semua jenis flora, fauna daratan, lautan dengan segala isinya juga harus mendapat
perlakuan baik (ihsan). Dalam Q.S.Al-Qasas/28: 77 Allah dengan tegas menyuruh kita
berlaku baik kepada alam, setelah memanfaatkannya: “Dan carilah (pahala)
negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan”.
Intinya,
semua yang ada di alam ini berhak mendapatkan perlakuan baik (ihsan) dari kita,
sebagaimana ditegaskan Rasulullah dalam sabdanya, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu
...” (HR.Muslim)
Setelah
memerintahkan agar berbuat ihsan kepada
mereka semua, Allah SWT. memerintahkan agar bertutur kata yang baik dan santun saat
berinteraksi dengan sesama manusia. Bertutur kata yang
baik dan santun, perlu menjadi perhatian, karena ucapan kita dapat dengan mudah meluncur tanpa dipikirkan terlebih dahulu kemudian bisa saja menggoreskan luka di hati lawan bicara kita.
Selanjutnya,
penjelasan isi hadits, yakni adanya skenario ilahi tentang variasi metode pembelajaran.
Malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW,
tentang masalah agama, diantaranya tentang ihsan. Hadist ini, sebetulnya penggalan dari hadist yang
memuat masalah iman, islam,
ihsan, dan hari kiamat.
Terkait dengan masalah ihsan, Rasulullah
SAW, menjelaskan hakikatnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT.
Dengan merasakan kehadiran Allah SWT., dan seakan akan kita dapat melihat-Nya.
Meskipun tidak dapat melihat-Nya, kita harus yakin bahwa Allah SWT.
Selalu melihat segala perbuatan kita, sekecil apapun perbuatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar