CINTA TANAH AIR MODERASI BERAGAMA
Asbabun Nuzul Q.S.
al-Qasas/28: 85
Dalam riwayat al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, bahwa yang dimaksud: Laraadduka ilaa ma’aad (“benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali.”) adalah “ke Makkah.” Demikian pula yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan Ibnu Jarir dari hadits Ya’la, yaitu Ibnu ‘Ubaid ath-Thanafisi. Demikian pula yang diriwayatkan oleh al ‘Aufi dari Ibnu ‘Abbas, Laraadduka ilaa ma’aad (“benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali.”) yaitu benar-benar akan mengembalikanmu ke Makkah sebagaimana engkau diusir darinya.
Di
dalam kitab Tafsir ash-Shawi dijelaskan, bahwa ketika Rasulullah Saw. diarahkan
supaya berhijrah ke kota Yatsrib (Madinah), menginap di Gua Hira bersama Abu
Bakar Ra, lalu meneruskan perjalanan dengan melewati jalan yang tak biasa
diambah para musafir, maka sampailah beliau berdua di daerah bernama Juhfah yang
terletak di antara Mekkah dan Madinah.
Di
daerah ini Rasulullah Saw. sempat berhenti sejenak dan mengarahkan tatapan
matanya ke arah jalan menuju kota Mekkah. Dalam hati beliau muncul rasa rindu
dan pikiran beliau teringat tempat kelahiran beliau itu. Pada saat itulah
malaikat Jibril as. datang menghampiri beliau untuk menyampaikan pesan Allah
Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Pesan itu berupa ayat Q.S. al-Qasas/28: 85, di
mana kelak Rasulullah Saw. akan diijinkan kembali ke tanah kelahiran beliau di
Mekkah. Pesan itu terbukti yaitu tatkala Rasulullah Saw. dapat menginjakkan
kaki kembali di tanah kelahiran beliau pada waktu peristiwa Fathu Mekkah.
Tafsir Q.S. al-Qasas/28: 85
Didalam
ayat ini, Allah Swt. menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Nabi
Muhammad untuk mengamalkan isi Al-Qur’an, dan melaksanakan hukum-hukum dan
perintah yang ada di dalamnya. Dia pulalah yang akan mengembalikan Nabi
Muhammad ke tanah suci Mekkah, tanah tumpah darahnya dalam keadaan menang dan
merebutnya kembali dari kaum yang telah mengusirnya dari sana. Pada peristiwa
Fathu Makkah terbukti Rasulullah Saw. dapat kembali ke Mekkah dengan satu
kemenangan besar bagi kaum Muslimin, karena dengan demikian ia dapat
mengembangkan Islam dengan bebas dan dapat menekan kehendak kaum musyrikin. Ini
adalah janji dari Allah ketika Nabi Muhammad selalu disakiti dan mendapat
tekanan yang berat dari kaumnya bahwa dia akan hijrah meninggalkan Mekkah, dan
akan kembali dalam keadaan menang.
Selain
kembali ke Mekkah, ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa Allah mengembalikan
Rasul kepada kematian atau mengembalikan ke surga, sebagaimana firman Allah:
قُلْ
يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ
Katakanlah
(Muhammad), “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat
(demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat
(terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak
akan beruntung. (Q.S. al- An’am/6:
135)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar