ABBASIYAH
Dinasti (Daulah) Bani Abbasiyah merupakan dinasti Islam kedua yang berpusat di kota Baghdad, Irak. Dinasti ini berkembang karena akibat rusaknya peradaban yang pernah ditorehkan oleh Bani Umayyah yang berpusat di kota Damaskus, Suriah. Di saat terjadi perpindahan kekuasaan dari Umayyah ke Abbasiyah, wilayah geografis dunia Islam sudah membentang dari Timur ke Barat, meliputi Mesir, Sudan, Syam, Jazirah Arab, Iraq, Parsi sampai ke Cina.
Daulah Abbasiyah membangun peradaban yang
berbeda dengan Daulah umayyah. Di era dinasti Islam ke-2 ini tidak
terlalu mengedepankan pendekatan kekerasan dan senjata, melainkan menerapkan
pendekatan yang humanistis (perikemanusiaan) dan egalitarian (kehormatan).
Penduduk di wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah dibagi atas dua kelompok yaitu
kelompok khusus dan kelompok umum. Kelompok masyarakat khusus terdiri dari
khalifah, keluarga khalifah, pembesar Negara bangsawan dan petugas petugas
negara. Sedangkan kelompok masyarakat umum terdiri dari para cendekiawan,
seniman, pujangga, pengusaha dan pedagang, kaum buruh dan para petani. Pada
masa Daulah Abbasiah perkembangan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Perkembanagan tersebut berawal dari program pemerintah untuk
menterjemahkan buku-buku bahasa Asing ke dalam bahasa Arab.
Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah juga sebagai pusat
peradaban Islam, baik dalam bidang pengetahuan/sains, budaya dan sastra.
Kemajuan peradaban ini, Baghdad mendapatkan sebutan sebagai kota intelektual,
tidak hanya orang Arab yang hadir, bangsa Eropa, Persia, Cina, India serta
Afrika turut berkontribusi dalam khazanah keilmuan. Pada masa kekhalifahan
Abbasiyah terkenal spektakulernya ilmu pengetahuan, yang ditandai dengan
bermunculnya intelektual-intelektual muslim baik dalam bidang ilmu pengetahuan
maupun ilmu agama. Keadaaan sosial ekonomi pun berkembang dengan baik, dalam
bidang pertanian maupun perdagangan. Masyarakat mampu mengatur tatanan
kehidupannya dengan baik, hingga dikenal sebagai negeri masyhur dan makmur.
Kemajuan Bani Abbasiyah disebabkan sikap dan kebijaksanaan para
penguasanya dalam mengatasi berbagai persoalan. Kebijaksanaan itu antara lain:
Para khalifah tetap keturunan Arab sedangkan para menteri, gubernur, panglima
perang, dan pegawai diangkat dari bangsa Persia. Kota Baghdad sebagai ibukota,
dijadikan kota Internasional untuk segala kegiatan seperti ekonomi, politik, budaya,
dan sosial.
Abbasiyah mengalami puncak keemasan kemudian terlena dalam aroma
kemesraan yang kurang antisipatif terhadap perkembangan sosial politik, maka
terjadilah kemunduran dan kehancuran yang di sebabkan oleh gaya hidup pemimpin
yang mengutamakan materi, terjadi korupsi, dan bahkan sampai pada disintregrasi
politik, perebutan kekuasaan dan ancaman dari luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar