BIJAK TERHADAP INFORMASI
Rasululla Saw. bersabda :
عن أبي هريرة قال : قال رسرل الله صم : كَفَى بِالْمَرْءِ
كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
(رؤاه مسلم)
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah Saw. Bersabda: “Cukuplah seseorang disebut pendusta orang yang mengatakan (membicarakan) semua yang ia dengar” (HR. Muslim).
Penjelasan:
Jika seseorang mendapatkan berita, lalu diungkapkan seluruh
informasinya tanpa landasan syariah yang benar, maka Rasulullah Saw.
menyebutnya sebagai pendusta. Hal ini, karena siapa saja yang mendengar berita,
tanpa adanya seleksi, maka sama saja berdusta.
Hadis ini, memberi pelajaran penting, agar membiasakan menyaring
informasi. Jika mempunyai berita dan ilmu, semestinya disampaikan kepada pihak
lain, namun harus tetap mengikuti prinsip-prinsip yang sudah digariskan oleh
Allah Swt.
Dalam QS Az Zumar/39 : 18 Allah berfirman:
الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ
اَحْسَنَهٗۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدٰىهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ اُولُوا
الْاَلْبَابِ
(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk
oleh Allah dan mereka itulah ululalbab (orang-orang yang mempunyai akal sehat).
Ayat ini mengandung penjelaskan, yakni:
(1) Ciri ulil albab, yaitu orang yang gemar
mengumpulkan beragam informasi, tetapi berusaha memilah dan memilihnya yang
terbaik dan paling membawa maslahat/kebaikan.
(2) Berisi informasi tentang ketuhanan, ajaran
akhlak-moral, prinsip hidup dari berbagai sumber.
(3) Selalu melakukan tabayyun atau konfirmasi.
Tabayyun itu sangat penting, karena segala sesuatu yang diucapkan,
dengar, dan disampaikan, harus dipertanggungjawabkan di sisi Allah Swt. Hal ini
sejalan dengan Q.S. al-Isrā’/17:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang
tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua
itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Bukan hanya itu, tabayyun juga dapat menjauhkan dari prasangka buruk, fitnah dan ghibah. Sebagai makhluk sosial, manusia banyak melakukan interaksi. Menjadi sangat indah, jika interkasi tersebut, yang diserap hanya informasi secara baik. Ini penting sekali, karena saat ini arus informasi yang masuk semakin deras. Jangan ditelan bulat- bulat seluruh informasi yang diterima, tetapi harus ada proses seleksi, karena informasi menjadi sarana paling efektif memengaruhi pola pikir seseorang.
Pola pikir inilah yang membentuk tingkah laku. Jika informasi yang
diserapnya tidak baik, maka besar kemungkinan perilaku yang muncul akan buruk.
Sebaliknya, bila informasi yang diserapnya sarat dengan kebaikan, maka sikap
dan perilaku orang tersebut akan baik. Sebab itu, patut sekali bila di tengah
derasnya informasi, kita memohon kepada Allah Swt. agar diberi kemampuan untuk
tetap konsisten dalam kebaikan, agar keimanan terjaga dari segala distorsi.
Disadur dari
sumber: Republika Online/Bunga Rampai Taushiyah 3, Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti sma/smk kelas xi, kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan
teknologi republic Indonesia 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar