Kezuhudan dan Kesabaran
Sayyidah Fathimah dan Ali bin Abi Thalib
Kehidupan Sayyidah Fathimah, putri Nabi Muhammad Saw. mencerminkan sikap sangat sederhana dan jauh dari kemewahan Kisah ini menjadi salah satu contoh kenyataan hidup serba sulit yang dihadapi Fathimah, ketika ia meminta pembantu kepada bapaknya yang tiada lain adalah Rasulullah Saw.
Suatu saat, Fathimah mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan
kondisinya. “Ada apa wahai putriku,” tanya Rasulullah. Fathimah menjawab, “Saya
datang untuk mengucapkan salam kepadamu wahai bapakku.” Fathimah merasa malu
menyampaikan permintaannya kepada bapaknya,
sehingga dia langsung
pulang. Melihat kedatangannya, Ali bin Abi Thalib bertanya
hepada istrinya, “Apa yang telah enghau lakukan terhadap keinginan bapakmu?” Ia
menjawab, “Saya malu untuk menyampaikan keinginanku meminta seorang pembantu.”
Singkat cerita, Ali dan Fathimah menghadap Rasulullah Saw. Ali
berkata, “Wahai Rasulullah, saya selalu mengambil air sendiri untuk dibawa ke
rumah sehingga hal tersebut membuat dadaku terasa sakit.” Kemudian Fathimah
juga menyampaikan, “Aku juga sering menumbuk gandum dengan tanganku sendiri
sehingga tanganku menjadi kasar. Sementara Engkau wahai ayahku dikarunia oleh
Allah banyak tawanan, maka berilah aku seorang untuk menjadi pembantu di
rumahku.”
Mendengar permintaan Ali dan Fathimah, Rasululullah Saw. menjawab,
“Demi Allah aku tidak akan memberikan kepada kalian apa yang kalian minta dan
aku membiarkan para ahlu shuffah terlantar kelaparan dengan mengganjal perut
mereka karena aku tidak mendapatkan apa yang harus aku berikan kepada mereka.
Tetapi ketahuilah, sesungguhnya budak-budak yang ada itu aku jual, lalu hasil
dari penjualan mereha digunahan untuh memberi naKah para ahlu shuffah yang
lebih membutuhkan.
Pendidikan dari Nabi Muhammad Saw seperti inilah yang kemudian hari
sangat mempengaruhi hepribadian Ali bin Abi Thalib. Termasuh saat Ali mendapatkan
amanah menjadi pemimpin bagi kaum muslimin. Pendidikan yang ia dapatkan selama
bersama Rasulullah Saw. menjadikan sosok yang tidak serakah terhadap kenikmatan
dan gemerlap dunia.
(Diadaptasi dari Buku Biografi Ali bin Abi Thalib r.a. karya Prof.
Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014: 61-62)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar