TELAAH QS AR RAHMAN 33
TENTANG IPTEK
Tilawah Q.S.
ar-Rahmān/55: 33
يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ
اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ
لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ
Wahai segenap jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah).
Mengidentifikasi
Tajwid
(IDENTIFIKASI
BERSAMA GURU DAN SISWA)
Asbabun Nuzul
Tidak ada sebab khusus tentang turunnya ayat ini, tetapi secara
umum, seperti yang dipaparkan M. Quraish Shihab (Pakar Tafsir Indonesia) dalam
karyanya berjudul Tafsir Al Mishbah, Surat ini diturunkan, karena tanggapan
negatif kaum musyrik Makkah saat mereka diperintah untuk sujud kepada Allah
yang ar-Rahmān.
Hal ini sejalan dengan Q.S. al-Furqān/25: 60 yang artinya adalah: Dan
apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kepada ar-Rahman,“ mereka menjawab:
“Siapakah ar-Rahman itu?” Jika riwayat ini diterima, maka semakin jelas dan
tepat jika Surat ini dinamai dengan nama yang populer tersebut.
Isi dan
Kandungan Ayat
Berikut ini,
kandungan isi Q.S. ar-Rahmān/55: 33:
1. Allah Swt. mengancam kepada jin dan
manusia, bahwa kelak di akhirat mereka tidak bisa mengelak akan pertanggung
jawaban dari semua nikmat yang sudah diberikan. Meskipun mereka berusaha lari
ke segala penjuru langit dan bumi, Sementara langit dan bumi serta alam semesta
ini dimiliki dan berada dalam kekuasaan Allah Swt. Jika tidak percaya, silakan
menembus dan melintasi ke semua penjuru alam raya ini, pasti mereka tidak mampu
melakukan.
2. Jika saat ini muncul kelompok manusia
yang mampu melintasi beberapa planet di angkasa dengan kekuatan dan ilmu yang
didapat, itu hanya seberapa, tidak sebanding dengan luasnya alam semesta, dan
harus diingat agar menjadi kesadaran bersama, bahwa kecanggihan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) harus semakin menumbuhkan kesadaran keimanan
kepada Allah Swt. Itu artinya, semakin luas dan dalamnya ilmu yang dimiliki,
hidupnya harus semakin dekat kepada-Nya, bahwa semuanya merupakan nikmat yang
pasti akan diminta pertanggung jawaban.
3. Didahulukan penyebutan jin baru
manusia, karena jin lebih memiliki kemampuan menembus luar angkasa, begitu juga
perannya di bumi, meski lebih terbatas (Q.S. Jin/72: 9). Sebaliknya, saat Allah
Swt. memberi tantangan untuk membuat semisal Al-Qur’an (Q.S al-Isrā’: 88),
penyebutan manusia lebih didahulukan dibanding jin. Hal ini disebabkan
kemampuan manusia lebih tinggi dibanding jin, apalagi yang paling ingkar
menolak Al-Qur’an adalah jenis manusia.
4. Sebagian ulama menjadikan ayat ini
sebagai isyarat ilmiah bahwa kekuatan dan penguasaan ilmu menjadi hal yang
mutlak dimiliki, jika ingin menjadi umat, golongan atau kelompok yang sukses
merengkuh dunia, apalagi akhirat, dan Islam sangat menekankan tentang ilmu,
baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Seperi yang kita dapati sekarang ini,
bahwa peradaban maju, pasti berbasis kepada ilmu, termasuk negara- negara maju,
disebabkan kemampuan dan kemajuan di bidang ipteknya.
5. Harus dipahami bahwa majunya sebuah
negara (sebut saja Singapura, Korea, Jepang, termasuk beberapa negara Eropa dan
Amerika) disebabkan besarnya investasi pada kualitas manusia (sering disebut
SDM), termasuk keberhasilan menjelajahi ruang angkasa. Itu semua membutuhkan
dana yang tidak sedikit, termasuk kerjasama di pelbagai disiplin ilmu, bahkan
antar negara, misalnya ilmu astronomi, teknik, matematika, seni, geologi dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar