Tokoh Islam Masa Modern
5. Rasyid Ridha (1865 - 1935 M)
Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsudin bin Baha’uddin al-Qalmuni al-Husaini. Nama populernya adalah Rasyid Ridha. Ia dilahirkan di Qalamun, yang tidak jauh dari Kota Tripoli Lebanon pada tanggal 23 September 1865 M. Ridha termasuk anak yang rajin. Pada saat itu, anak-anak seusianya asyik main, ia justru menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Setelah menyelesaikan pendidikan di Qalamun, ia melanjutkan belajarnya di Madrasah al-Wathaniyah al-Islamiyah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli.
Latar belakang pemikiran Ridha adalah tuntutan zaman yang
menuntut adanya perubahan. Pada masa itu kondisi umat Islam berada pada posisi yang sangat
buruk, kemunduran di berbagai bidang. Dalam pemikirannya, Ridha terpengaruh
dengan pemikiran dari Jamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Setelah
Jamaludin al- Afghani wafat, Ridha ingin sekali bertemu Muhammad Abduh untuk
belajar langsung dan mengetahui pandangannya tentang reformasi Islam. Kemudian,
pada tahun 1897, Ridha bertemu dengan Muhammad Abduh. Atas persetujuan Abduh,
Ridha menerbitkan majalah al-Manar. Tujuan penerbitan tersebut adalah untuk
menjadi corong bagi gerakan pembaruan Islam dalam memajukan umat Islam dan
membebaskan dari belenggu penjajah.
Adapun pokok-pokok pemikiran Rasyid Ridha adalah sebagai
berikut.
a) Kemunduran
umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan adalah karena umat Islam yang
berpaling dari ajaran-ajaran Islam, karenanya umat Islam dalam mengejar
ketertinggalan dari bangsa Eropa dengan satu syarat, yaitu harus kembali kepada
ajaran Islam sebenarnya yang diajarkan Rasulullah Saw. dan dipraktikkan oleh
para sahabat;
b) Penyebab lain
kemunduran umat Islam adalah merebaknya paham fatalisme di dunia Islam.
Padahal, ajaran agama Islam sejatinya mendorong umatnya bersifat dinamis;
c) Ilmu
pengetahuan modern tidak bertentangan dengan agama Islam. Karena itu, sudah
sepantasnya umat Islam yang mendambakan kemajuan, harus siap mempelajari
ilmu-ilmu modern. Bahkan, belajar ilmu modern sebenarnya adalah mengambil
kembali pengetahuan yang pernah dimiliki umat Islam;
d) Hukum-hukum
fiqih yang berkenaan dengan kemasyarakatan tidak boleh dianggap absolut.
Hukum-hukum itu ditetapkan sesuai dengan tempat dan zaman. Karenanya, Ridha
menganjurkan untuk berijtihad. Menurutnya, ijtihad sebagai modal awal demi
keberlangsungan syariat Islam yang memenuhi seluruh kebutuhan pembaruan;
e.) Apabila umat
Islam ingin maju, maka umat Islam harus terlebih dahulu mewujudkan persatuan
dan kesatuan.
Di antara Kitab yang
ditulis Rasyid Rida adalah adalah
1. Tarikh
al-Ustadz al-Imam al-Syekh Muhammad Abduh (Biografi Imam Muhammad Abduh
2. Nida’ li jins
al-latif (panggilan terhadap kaum wanita)
3. Al-Wahyu
Muhammad (Wahyu Nabi Muhammad)
4. Yusr al-Islam
wa ushul al-Tasyri’ al ‘am (Kemudahan Islam dan Prinsip-prinsip umum dalam
syariat)
5. Huquq
al-Mar’ah al-Shalihah (Hak-Hak Wanita Muslim)
6. Muhammad Iqbal (1877 - 1938 M)
Muhammad Iqbal lahir di Kota Sialkot di Punjab pada
tanggal 9 Nopember 1877 M. Iqbal berasal dari keluarga kelas menengah yang
sederhana. Pendidikan agama didapatkan dari orang tuanya yang
juga tokoh sufi di India. Setelah itu, ia belajar di
Maktab (surau). Pendidikan formalnya ditempuh di Scottish Mission School di
Sialkot, kemudian dilanjutkan di Government College di Lahore. Iqbal
mendapatkan gelar Bachelor of Art (B.A.) pada tahun 1897 M. Dua tahun kemudian mendapatkan
gelar Master of Art (M.A.) dengan memperoleh medali emas. Setelah itu, Iqbal
belajar di Universitas Cambridge London dan Philosophy of Doctor (Ph.D.) dari
Universitas Munich Jerman. Puncak kariernya, Iqbal terpilih menjadi Presiden
Liga Muslim pada tahun 1930. Liga Muslim ini memiliki peran yang strategis
dalam pergerakan kemerdekan India. Selain itu, ia menjadi kunci utama dalam
pendirian Negara Pakistan, sebagai sebuah negara Islam yang terpisah dari
Negara India. Meskipun tidak sempat menyaksikan langsung pendirian berdirinya
Negara Pakistan, tetapi karena jasanya, Iqbal tetap dikenang menjadi pahlawan
nasional di Pakistan. Namanya diabadikan menjadi nama bandar udara
internasional Muhammad Iqbal di Lahore, Pakistan.
Sedangkan pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut.
a) Bercita-cita
membangun sebuah peradaban baru yang anggun, yaitu perpaduan antara peradaban
Barat dan Timur. Keduanya dipadukan antara penalaran (ziraki) dan cinta (isyq).
Menurutnya, apabila cinta dan penalaran berpadu niscaya akan tercipta sebuah
dunia baru. Kekurangan Barat diisi Timur, dan kekurangan Timur diisi Barat;
b) Al-Qur’an
merupakan kitab yang lebih mengutamakan amal daripada cita-cita. Al-Qur’an
sebagai landasan dalam membentuk sebuah peradaban baru dan kehidupan sebagai
suatu proses cipta yang kreatif dan progesif;
c) Pintu ijtihad
masih terbuka. Ijtihad bagi Iqbal merupakan dasar pergerakan dalam Islam.
Ijtihad dibutuhkan pada setiap zaman untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan
tuntutan zaman;
d) Mencita-citakan
kebangkitan kembali umat Islam dari ”tidur panjangnya” dan berharap agar umat
Islam dapat menerima kehidupan yang dinamis. Karakter berpikir dinamis,
menurutnya adalah: menganut pola pikir yang kompleks, yaitu pola pikir yang
kritis dan kreatif, pikir maju dan berkembang, memiliki pertahanan diri yang
lebih besar, memiliki psikodinamika yang kompleks, dan memiliki kepribadian
yang luas.
e) Tujuan
pendidikan adalah memperkokoh dan memperkuat individualitasi dari peserta didik
sehingga mereka menyadari segala kemungkinan menimpa dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar