AMALAN SPESIAL BULAN RAMDHAN
Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Muslim karena penuh dengan keberkahan dan ampunan. Salah satu keutamaannya adalah pahala ibadah yang dilipatgandakan dibandingkan bulan lainnya. Setiap amal kebaikan yang dilakukan, seperti membaca Al-Qur’an, i’tikaf, dan sedekah, mendapatkan balasan lebih besar dari Allah swt.
Berkaitan dengan ini, Rasulullah saw pernah
bersabda:
إِنَّ أُمَّتِي لَمْ يَخِزُّوا مَا أَقَامُوا شَهْرَ
رَمَضَانَ. قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خَزِيُهُمْ فِي إِضَاعَةِ شَهْرِ
رَمَضَانَ؟ قَالَ: إِنْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فِيهِ مِنْ زِنًا فِيهِ أَوْ شَرِبَ
فِيهِ خَمْرًا لَعَنَهُ اللَّهُ وَمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ
الْحَوْلِ. فَإِنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ رَمَضَانُ، لَمْ تَبْقَ لَهُ
عِندَ اللَّهِ حَسَنَةٌ يَتَّقِي بِهَا النَّارَ. فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ
فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيمَا سِوَاهُ
وَكَذَٰلِكَ السَّيِّئَاتُ
Artinya,
"Sesungguhnya umatku tidak akan celaka selama mereka menjaga bulan
Ramadhan." Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud
dengan celaka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadhan?" Beliau menjawab,
"Yaitu melanggar larangan Allah di dalamnya, seperti berzina atau meminum
khamr.
“Barang siapa
melakukannya, ia akan dilaknat oleh Allah dan para penghuni langit hingga
setahun penuh. Jika ia meninggal sebelum sempat bertemu Ramadhan berikutnya,
maka ia tidak memiliki kebaikan di sisi Allah yang dapat melindunginya dari
neraka. Maka, jagalah bulan Ramadhan, karena di dalamnya pahala kebaikan
dilipatgandakan lebih dari bulan lain, begitu pula dosa-dosa." (HR
At-Thabarani).
Hadits ini secara tegas menyampaikan bahwa pahala amal
ibadah selama bulan Ramadhan akan dilipatgandakan, demikian juga berlaku bagi
balasan dosa yang kita perbuat.
Apa saja ibadah yang bisa kita amalkan selama Ramadhan?
Berikut adalah di antaranya.
1. Makan Sahur
Selain sebagai sumber energi untuk
berpuasa di siang hari selama bulan Ramadhan, sahur juga merupakan amalan
sunnah yang sangat dianjurkan. Waktu terbaik untuk sahur adalah di akhir malam,
asalkan tidak memasuki waktu yang meragukan, yaitu antara masih malam atau
sudah terbit fajar. Dengan melaksanakan sahur, seorang Muslim tidak hanya
mendapatkan kekuatan fisik untuk menjalani puasa, tetapi juga memperoleh
keberkahan sebagaimana dianjurkan dalam ajaran Islam. Rasulullah bersabda:
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ
وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya, “Umatku senantiasa berada
dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.” (HR
Ahmad).
2. Berbuka Puasa dengan Kurma
Salah satu anjuran saat berbuka
puasa adalah mengawalinya dengan makan buah kurma sebagaimana dicontohkan oleh
Nabi Muhammad sa. Dalam tinjauan medis, kurma mengandung gula alami yang cepat
mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Jika tidak tersedia, alternatif lain yang
dianjurkan adalah berbuka dengan air. Salah satu manfaat air sendiri adalah
dapat menghidrasi tubuh dengan baik sebelum melanjutkan makan makanan yang
lebih berat. Nabi saw bersabda:
إِذَا
أفْطَرَ أحَدُكُمْ، فَلْيُفْطرْ عَلَى تَمْرٍ فَإنَّهُ بَرَكةٌ، فَإنْ لَمْ يَجِدْ
تَمْراً، فالمَاءُ فَإنَّهُ طَهُورٌ
Artinya, “Jika salah seorang dari
kaliah hendak berbuka, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah.
Jika tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih.” (HR At-Tirmidzi).
3. Membaca Doa saat Berbuka
Makanan yang kita santap saat
berbuka puasa merupakan nikmat dari Allah swt yang luar biasa dan penuh dengan
keberkahan. Karena itu, berdoa pada momen ini menjadi anjuran tersendiri bahkan
redaksi doanya tidak seperti doa makan pada umumnya. Berikut adalah bacaan doa
yang dianjurkan khusus saat menjelang berbuka:
اللَّهُمَّ لَكَ
صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ. ذَهَبَ
الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. يَا
وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ
وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Artinya,
"Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dengan rezeki-Mu
aku berbuka, kepada-Mu aku bertawakal. Telah hilang dahagaku, telah basah
tenggorokanku, dan pahala pun telah tetap, jika Allah menghendaki. Wahai Dzat
yang Maha Luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji bagi Allah yang telah
memberi petunjuk kepadaku sehingga aku berpuasa, dan memberi rezeki kepadaku
sehingga aku berbuka."
Atau doa yang lebih masyhur berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ
صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, "Ya Allah, untuk-Mu
aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan
rahmat-Mu, waahi Tuhan yang Maha Pengasih di antara semua pengasih."
4. Menjaga Lisan
Berpuasa memang sah selama kita
sudah niat saat malam hari dan menahan diri dari makan dan minum dari waktu
terbit fajar hingga maghrib tiba. Akan tetapi untuk mempertahankan pahala puasa
tersebut, tidak cukup dengan dua hal itu. Salah satu upaya untuk menjaga agar
pahala puasa tetap utuh adalah dengan menjaga lisan dari ucapan buruk. Nabi saw
pernah bersabda:
مَن لَمْ يَدَعْ
قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya, “Barangsiapa yang tidak
meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia
meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Al-Bukhari).
5. Menjaga Etika
Berpuasa Ibadah yang sempurna adalah
ibadah yang dilaksanakan dengan menjaga etika atau adab-adabnya. Begitu pula
dalam berpuasa, kita dianjurkan untuk memperhatikan etika berpuasa, seperti
tidak menghabiskan waktu siang hanya untuk tidur, tidak makan berlebihan saat
berbuka, serta menghindari aktivitas yang tidak bernilai ibadah. Jangan sampai
Ramadhan yang penuh dengan keutamaan justru kita lalui sebatas untuk menggugurkan
kewajiban.
6. Memperbanyak I’tikaf di Masjid
I’tikaf juga menjadi salah satu
anjuran di bulan Ramadhan yang diajarkan oleh Nabi saw. Sebaiknya i’tikaf
dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan 10 hari
terakhirnya. Karena pada hari-hari itu lebih memungkinkan terdapat malam
Lailatul Qadar. Dalam hadits, Rasulullah saw bersabda.
مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي
فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ
Artinya,
“Siapa yang telah beri’tikaf bersamaku (di 10 malam pada tengah Ramadhan tanggal
11-20) bersamakau, maka beri’tikaflah pada 10 malam terakhir.” (HR Ibnu
Hibban). (Az-Zarqani, Syarhul Muwattha', [Beirut, Darul Kutub Al-'Ilmiyah:
1411], juz II, halaman 286)
7. Memperbanyak Tadarus Al-Qur’an
Bertadarus Al-Qur’an juga menjadi
salah satu anjuran selama bulan Ramadhan. Jika memiliki banyak waktu luang,
kita bisa menargetkan selesai 30 juz selama bulan puasa. Menurut Ibnu Rajab
Al-Hanbali dalam Bughyatul Insan fi Wadza’ifi Ramadhan, dasar anjuran perbanyak
baca Al-Qur’an selama Ramadhan adalah hadits berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ
النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ.
وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ.
فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ
الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya,
“Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut
terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah
Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril
mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut
daripada angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari). Demikianlah sejumlah anjuran ibadah yang
bisa kita amalkan selama bulan puasa. Semoga bulan Ramadhan tahun ini dan
tahun-tahun selanjutnya kita selalu diberi semangat untuk terus meningkatkan
takwa dan beribadah secara istiqamah. Amin.
Ustadz Muhamad Abror, Dosen Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta
Sumber:
https://islam.nu.or.id/ramadhan/kultum-ramadhan-7-amalan-spesial-di-bulan-ramadhan-untuk-pahala-berlipat-JeHvg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar