IMAN KEPADA HARI AKHIR
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1) Rasional
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-Hanifiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samhah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (rahmat li al-ālamĩn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah peradaban Islam.
STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN
STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan:
1) Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
GAYA BELAJAR
GAYA BELAJAR
Gaya belajar atau learning style adalah suatu
karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator
yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan
dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Macam gaya belajar:
• Visual (belajar
dengan cara melihat)
• Auditori (belajar
dengan cara mendengar)
• Kinestetik (belajar
dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
1) Gaya Belajar Pelajar
Visual
Dorong pelajar visual mempunyai
banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam matematika dan ilmu
pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran
dapat menjadi alat yang bagus bagi para pelajar visual belajar terbaik saat
mulai dengan “gambaran keseluruhan,” melakukan tinjauan umum mengenai bahan
pelajaran akan sangat membantu. Membaca bahan secara sekilas misalnya,
memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun kedalam
perinciannya.
2) Gaya Belajar Pelajar Auditorial
Para pelajar Auditorial mungkin lebih
suka merekam pada kaset dari pada mencatat, karena mereka suka mendengarkan
informasi berulang-ulang. Jika mereka kesulitan dengan satu konsep bantulah
mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Anda dapat
membuat fakta panjang yang mudah diingat oleh siwa auditorial dengan
mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang sudah dikenal dengan baik.
3) Gaya Belajar Pelajar Kinestetik
Pelajar-pelajar ini menyukai terapan.
Lakon pendek dan lucu terbukti dapat membantu. Pelajar kinestetik suka belajar
melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan
gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari
bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekeliling
mereka.
Kebiasaan
Memproses Informasi dan Aplikasinya dalam Pembelajaran.
Peserta didik memiliki preferensi
perseptual berbeda mereka juga memiliki gaya berfikir seperti yang diungkapkan
Anthony Gregorc (1982) yang mengembangkan teori empat gaya berfikir:
1) Concrete Random
Thinkers. Pemikir ini, adalah pemikir yang menikmati eksperimen, juga dikenal
sebagai pemikir yang berbeda. Mereka ingin mengambil lompatan intuitif untuk
menciptakan. Mereka menemukan cara alternatif dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian
di dalam kelas, jenis pemikir perlu diizinkan untuk memiliki kesempatan guna
membuat pilihan tentang pembelajaran mereka dan tentang bagaimana mereka
menunjukkan apa yang meraka pahami. peserta didik menikmati menciptakan model
baru dan hal-hal praktis yang dihasilkan dari pengembangan pembelajaran dan
konsep baru mereka. Pembelajar dengan tipe ini mudah belajar melalui permainan,
simulasi, proyek mandiri, dan discovery learning
2) Concrete Sequential
Thinkers. Pemikir ini berbasis pada aktifitas fisik yang dimaknai dengan rasa.
Mereka adalah detail oriented, dan mengingat merupakan hal mudah bagi mereka.
Mereka membutuhkan struktur, kerangka, jadwal, dan organisasi pembelajaran.
Mereka menyukai pembelajaran dan kegiatan yang diarahkan oleh guru. Pembelajar
dengan tipe ini akan mudah belajar melalui workbook, pembelajaran berbasis
komputer, demonstrasi, dan praktik laboratorium yang terstruktur.
3) Abstract Sequential
Thinkers. Pemikir ini senang dalam dunia teori dan pemikiran abstrak. proses berpikir
mereka adalah rasional, logis, dan intelektual. Mereka nyaman ketika terlibat
dengan pekerjaan dan investigasi mereka sendiri. Peserta didik ini perlu
memiliki waktu untuk memeriksa sepenuhnya ide baru, konsep, dan teori-teor yang
ada di hadapan mereka. Mereka ingin mendukung informasi baru dengan menyelidiki
dan menganalisa sehingga pembelajaran masuk akal dan memiliki arti nyata bagi
mereka. Pembelajar dengan tipe ini mudah belajar melalui membaca dan
mendengarkan presentasi.
4) Abstract Random Thinkers.
pemikir ini mengatur informasi melalui berbagi dan berdiskusi. Mereka hidup di
dunia perasaan dan emosi dan belajar dengan mempersonalisasi informasi.
Pembelajar ini ingin membahas dan berinteraksi dengan orang lain ketika mereka
belajar. Kooperatif pada kelompok belajar, menjadi pusat belajar, dan mitra
kerja memfasilitasi pemahaman mereka. Pembelajar dengan tipe ini akan mudah
belajar melalui diskusi grup, ceramah, tanya jawab, dan penggunaan.
STANDAR PROSES
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2022 TENTANG
STANDAR PROSES
PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR,
DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA,
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2023
Pelaksanaan Ujian Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2023 di SMKN
4 Bondowoso dimulai tanggal 5 Juni sampai 12 Juni 2023. Peserta UAS sebanyak 345
dari 4 jurusan untuk kelas fase E atau kelas X, 3 jurusan untuk kelas XI. Kelas
X menggunakaan kurikulum merdeka, sedangkan kelas XI menggunakan kurtilas atau
Kurikulum 2013.
MENDESAIN P5
A. Membentuk Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek profil. Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek profil. Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM P5
Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Kepala Sekolah
Membentuk tim projek dan turut merencanakan projek
1. Membentuk tim projek profil dan turut
merencanakan projek profil.
2. Mendampingi jalannya projek profil dan
melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan secara transparan dan
akuntabel.
3. Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara
orang tua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan narasumber pengaya projek
profil: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb.
4. Mengembangkan komunitas praktisi di satuan
pendidikan untuk peningkatan kompetensi pendidik yang berkelanjutan
5. Melakukan coaching secara berkala bagi
pendidik
6. Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan,
dan mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek profil yang berpusat
pada peserta didik.
2. Pendidik
Peran ini khususnya
perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator Projek
1. Perencana projek - Melakukan perancangan
tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen projek secara
berkelanjutan.
2. Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik
dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara
belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
3. Pendamping - Membimbing peserta didik dalam
menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan mengarahkan peserta didik
dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
4. Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan
mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan
secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asemen performa peserta
didik selama projek berlangsung.
5. Moderator - Memandu peserta didik dalam
berbagai aktivitas diskusi
3. Peserta Didik
1. Mengasah
komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
2. Mengembangkan
kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat
dan kemampuan yang dimiliki.
3. Melakukan
refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan
mengoptimalkan kemampuan
4. Komite
Memberikan dukungan terkait pelaksanaan
projek di satuan pendidikan
5. Pengawas
1. Berkoordinasi
dengan satuan pendidikan, memastikan tersedianya sumber daya, sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
2. Memberikan
dukungan untuk peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara
berkelanjutan.
3. Memastikan
hasil asesmen dipergunakan sebagai umpan balik dalam pelaksanaan projek profil.
4. Memastikan
keterlibatan dan sinergi antarpemangku kepentingan berjalan dengan baik untuk
mendukung projek profil.
5. Mengawasi
apakah projek profil sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Masyarakat, Orang Tua
5. Menjadi
sumber belajar yang bermakna bagi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan
projek profil.
6.. Membantu menemukan atau mengidentifikasi isu atau masalah yang ada
serta memberikan informasi sebagai narasumber terkait dengan isu
tersebut
7. Memberikan
dukungan berupa pendampingan, khususnya dalam pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila di luar lingkungan satuan pendidikan
MEMBANGUN BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN
MEMBANGUN BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN
1. Berpikiran Terbuka
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya
kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan
terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan
mendukung terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan pendidikan diharapkan dapat
menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen
terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik
APEL HARI LAHIR PANCASILA
Sambutan Mendikbudristek pada Hari Lahir
Pancasila
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu, Namo budaya,
Salam kebajikan, Rahayu,