Perkembangan Peradaban Islam

 PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM



1.    Masa Rasulullah

              Kesuksesan Rasulullah SAW., dalam membangun peradaban Islam dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Dakwah tersebut dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap pertama secara diam diam, QS. Mudatstsir 1-7. Tahap kedua yaitu semi terbuka, Rasulullah mengajak keluarga dan sahabat-sahabat dalam lingkup lebih luas untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Tahap ketiga yaitu dakwah terbuka, Rasulullah terus memperluas seruannya, tidak hanya penduduk Mekkah, melainkan kepada setiap orang yang datang ke Mekkah terutama pada musim haji.

Memelihara Lisan

Pentingnya Menjaga Lidah 



Pentingnya Menjaga Lidah

            Lidah atau lisan bisa dikatakan sebagai bagian anggota tubuh yang sangat berharga. Betapa tidak! Melalui lisan yang tidak tertata, muncul pertengkaran dan perselisihan. Lisan juga, bisa membuat malapetaka yang besar, bahkan pembunuhan yang tidak terkira akibatnya. Selanjutnya, penggunaan lisan yang tidak terjaga, menjadikan perang yang menimbulkan korban jiwa mulai dari hitungan yang kecil, sampai mencapai ribuan, bahkan jutaan.

Mensyukuri Nikmat

Mensyukuri Nikmat 



Pengertian

Mensyukuri nikmat, ada 2 kata dasar yang digunakan, yakni: Syukur dan Nikmat. Syukur, menurut bahasa berarti membuka atau menampakkan. Lawan dari syukur adalah kufur yang berarti menutup dan menyembunyikan. Perhatikan Q.S Ibrahim 14;7

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahīm/14: 7). 

            Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati. Makna lainnya adalah pujian atau pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui ucapan, sikap, dan perilaku.

Memenuhi Janji

 Memenuhi Janji



Pengertian

            Salah satu bukti berimannya seseorang adalah memenuhi janji, dan ia menjadi bagian dari akhlak terpuji yang seharusnya menghiasi pribadi setiap orang beriman. Adapun padanan kata Janji dalam bahasa Arab adalah ‘aqad’ (عقد). Melalui kata ini, muncul kata yang sering kita dengar, yakni akad, akidah, atau akad nikah.

            Menurut bahasa, akad berarti perjanjian atau ikatan yang kuat. Jadi memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu beriman atau tidak. Itu sebabnya, jika dikaitkan dengan makna bahasa, maka janji itu harus ditepati dan dipenuhi, dan kita diingatkan bahwa setiap janji akan diminta pertanggung jawaban, sebagaimana Firman Allah Swt.: Q.S. al-Isrā’/17: 34

Keras Hati

Keras Hati 



        Pada era digital seperti sekarang ini, manusia banyak terpengaruh pada jalan hidup yang serba hedonis, materialis dan liberal. Dengan adanya alat teknologi serba modern membuat suatu perubahan yang tidak pasti, baik dari segi moral, nilai-nilai kehidupan dan spritual. Semakin cepat perubahan itu terjadi, semakin maju pula masyakat serta tuntunan hidup yang harus dipenuhi oleh manusia. Maka muncullah sikap selalu ingin memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan pada akhirnya hilanglah nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dengan hilanganya nilai moral dan spiritual maka muncul rasa tidak percaya diri, lalu terjadilah sikap perilaku yang bisa membuat mereka lupa kepada jati dirinya. Sehingga orang sering tidak mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dan menimbulkan rasa stres yang memicu muculnya rasa gelisah dan krisis rohani serta permasalahan spiritual lainnya hingga menimbulkan kerasnya hati pada manusia.

MUNAFIQ

 MUNAFIQ



        Suatu perbuatan buruk dalam agama dinamakan akhlak tercela (akhlak madzmumah) yang mengandung maksud sikap, perkataan, dan tingkah laku yang mencermirkan budi pekerti tidak baik menurut Allah Swt. maupun menurut pandangan manusia. Dampak negatif perilaku tercela akan tercermin dalam dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi bagi orang lain. Pada pembahasan materi kali ini focus pada perilaku munafik, keras hati dan keras kepala.

Gembong Munafik Abdullah bin Ubay

 Gembong Munafik Abdullah bin Ubay



        Abdullah bin Ubay bin Salul terkenal sebagai tokoh kaum munafik. Dia begitu dengki dan membenci Rasulullah Saw. karena menganggapnya sebagai penghalang dirinya untuk menjadi penguasa di Madinah. Semula Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa Madinah karena menjadi salah satu tokoh yang berhasil meredam ketegangan antara kabilah Aus dan Khazraj. Akan tetapi setelah kedatangan Nabi Muhammad Saw. ke Madinah, pengaruh Abdullah bin Ubay menjadi sirna. Pada akhirnya Nabi Muhammad Saw justru yang terpilih menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itulah, Abdullah bin Ubay menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad Saw.  


HAKIKAT IMAN

IMAN


secara bahasa berarti percaya atau yakin. Secara istilah iman ialah percaya dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan tanpa ada keraguan sedikitpun. Iman dalam agama Islam artinya meyakini adanya wujud Allah Swt, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari terjadinya kiamat serta qada’ dan qadar-Nya. Iman mencakup ranah yang berkaitan dengan keyakinan dalam hati, ucapan lisan, serta amal anggota tubuh. Iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan kepada Allah Swt.

Dalam hal ini, Rasulullah Saw. berkata bahwa iman memiliki lebih dari tujuh puluh tingkat mulai dari ucapan tahlil sampai menyingkirkan batu dari jalanan. Demikianlah kisah malaikat Jibril mengajarkan ilmu kita.

HAKIKAT ISLAM

 Hakikat Islam



 Islam

Kata Islam secara bahasa artinya penyerahan diri, ketundukan dan kepatuhan diri kepada Allah Swt. Dalam ilmu tauhid, Islam adalah agama Allah Swt yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya guna diajarkan kepada manusia. Ia dibawa secara kontinu dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Apabila diumpamakan sebagai pondasi dalam keberadaan suatu rumah, iman merupakan landasan awal, sedangkan Islam merupakan bangunan yang berdiri di atasnya ihsan, diumpamakan sebagai hiasan rumah, bagaimana rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah.